Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik melaporkan, libur panjang Lebaran lalu memicu penurunan nilai ekspor Juli 2014 menjadi 14,18 miliar dolar AS, berkurang 7,98 persen dibanding Juni sebelumnya (month on month/MoM) mencapai 15,42 miliar dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, saat koferensi pers di Jakarta, Senin, mengatakan, penurunan nilai ekspor karena dipicu berkurangnya aktivitas pengiriman barang selama Juli 2014 seiring libur panjang Idul Fitri 1435 Hijriah.

"Selama Juli ada cukup banyak libur, termasuk menjelang Lebaran, sehingga memengaruhi aktivitas ekspor maupun impor. Eskpor dan impor khususnya komoditi non migas juga biasanya sudah dituntaskan pada bulan sebelumnya," kata Suryamin.

Selama Juli 2014, total ekspor terdiri atas ekspor nonmigas sebesar 11,63.miliar dolar AS, dan ekspor migas sebesar 2,55 miliar dolar AS.

Ekspor nonmigas turun 7,86 persen dibanding Juni 2014, demikian juga bila dibandingkan dengan periode Juli 2013 turun 9,17 persen.

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Juli mencapai 103 miliar dolar atau turun 2,97 persen dibanding periode sama 2013, demikian juga ekspor nonmigas mencapai 84,77 persen atau merosot 3,17 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas selama Juli 2014 dibanding Juni 2014, terjadi pada kelompok perhiasan/permata sebesar 330,1 juta dolar AS (50,87 persen), disusul karet dan barang dari karet turun 10,11 persen, mesin/peralatan 6,31 persen.

Pada saat yang bersamaan ekspor nonmigas terbesar terjadi ke Amerika Serikat tercatat 1,30 miliar, turun 7,57 persen, disusul ke Tiongkok sebesar 1,186 miliar dolar (turun 10,78 persen), dan Jepang 1,1 miliar dolar AS (turun 8,43 persen).

"Ekspor nonmigas ke tiga negara itu (AS, Tiongkok dan Jepang mengkontribusi 30,95 persn dari total ekspor nonmigas nasional. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar 1,45 miliar dolar AS)," ujarnya.

Adapun ekspor migas selama Juli 2014 tercatat 2,55 miliar dolar AS, juga menurun 8,59 persen dibanding Juli 2014.

Penurunan nilai ekpor migas dipicu merosotnya ekspor minyak mentah menjadi hanya 677 juta dolar dari sebelumnya 1,03 miliar dolar AS. Ekspor hasil minyak turun 3,46 persen, sedangkan ekspor gas naik 6,68 persen.


Impor ditekan

Ditengah merosotnya ekspor nasional, namun di sisi lain Indonesia mampu menekan impor.

BPS mencatat total nilai impor Indonesia selama Juli 2014 mencapai 14,05 miliar dolar AS, turun 10,45 persen dibanding impor Juni 2014 (month on month /MoM) sebesar 15,59 miliar dolar AS.

"Nilai impor 10 golongan barang utama yang dicatat BPS, semuanya merosot antara 6,36 persen hingga 23,31 persen," katanya.

Penurunan tertinggi yaitu impor bei dan baja merosot 23,64 persen, disusul kapas merosot 23,31 persen, mesin dan peralatan mekanik turun 21,36 persen, barang dari besi dan baja tergerus 18,51 persen.

Impor periode Juli 2014 terdiri atas impor non migas 9,9 miliar dolar AS, dan impor migas senilai 4,16 miliar dolar AS.

"Sama halnya dengan ekspor, impor Juli 2014 juga dipengaruhi hari libur aktivitas masyarakat dan perusahaan," ujar Suryamin.

Impor nonmigas Juli mencapai 9,9 miliar turun 19,55 persen dibanding Juli.

Saat bersamaan impor migas 4,14 miliar dolar AS Juli 2014 naik 22,24 persen dibanding Juni 2014, dan naik 0,45 persen dibanding Juli 2013.

Secara kumulatif nilai impor Januari-Juli 2014 mencapai 104,01 miliar turun 6,99 persen dibanding periode sama 2013.

Nilai impor nonmigas terbesar Juli 2014 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai 1,9 miliar dolar, turun 21,36 persen dari Juni 2014.

Adapun negara pemasok barang impor nonmigas terbesar yaitu Tiongkok dengan nilai 2,14 miliar dolar AS (turun 19,32 persen), disusul Jepang 1,33 miliar dolar AS (turun 12,79 persen), dan Singapura 0,89 miliar dolar AS (naik 2,86 persen).

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014