News York (ANTARA News) - Ketika kita memotret dengan kamera atau telepon pintar yang punya fitur  GPS,  aplikasi tersebut kerap menambahkan geotag atau informasi lokasi foto.

Foto selebriti yang  bocor di internet baru-baru ini, juga memiliki metadata tersebut, demikian Forbes.

Ahli keamanan Ashkan Soltani mengatakan data yang tersimpan di foto mengungkapkan koordinat tempat foto itu diambil.

Beberapa foto diambil di tempat tinggal pribadi, yang biasanya jadi lokasi pengambilan foto, mengundang adanya penguntit.

Blog gosip olahraga Deadspin mengambil manfaat dari hal tersebut dengan memetakan lokasi geotag dari foto yang dicuri dari pitcher tim Detroit Tiger, Justin Verlander dan mencocokkan dengan jadwalnya.

Foto-foto Verlander termasuk di dalamnya foto bersama model Kate Upton, kekasihnya.

Deadspin memberi isyarat foto bergambar bayangan alat vital pria, diambil pada November, di luar daerah Richmond negara bagian Virginia Amerika Serikat dan menyebut Verlander memiliki rumah di Goochland, Virgina.

Tidak seperti media-media lain, Deadspin tidak ragu untuk menyertakan tautan ke foto yang dicuri tersebut.

Banyak media sosial seperti Twitter, Instagram dan Facebook, menghilangkan data exif dari foto yang diposting, kecuali pengguna secara proaktif memilih untuk mengikutsertakan lokasi mereka.

Tapi, foto asli yang tersimpan di ponsel akan tetap memiliki informasi tersebut.

Inilah beberapa hal lain yang menjadi kekhawatiran bagi mereka yang akunnya diretas.

Sementara Apple mengakui dalam pernyataannya Selasa, bahwa foto tersebut berasal dari akun Apple.

Tim humas Apple mengatakan bahwa setelah lebih dari 40 jam penyelidikan, pihaknya menemukan bahwa akun beberapa selebritis tertentu telah diretas dengan serangan terarah pada username, kata kunci dan pertanyaan keamanan, yang merupakan sebuah hal yang sering terjadi di internet.

"Terima kasih iCloud," twit sarkas dari aktris Kirsten Dunst yang merupakan salah satu seleb yang diretas.

Apple mengatakan bahwa tidak ada dari kasus-kasus yang telah diselidiki berasal dari serangan terhadap sistem keamanan Apple termasuk iCloud atau Find my iPhone.

Banyak ahli menilai bahwa peretas berusaha mencari kata kunci akun seleb tersebut dengan melakukan brute-force terhadap akun-akun tersebut karena iCloud tidak membatasi jumlah maksimum kata kunci yang salah.

Andy Greenberg dari Wired, mengutip ada bukti bahwa peretas memanfaatkan kelemahan ini dengan digabung dengan alat yang dirancang oleh penegak hukum untuk mengunduh cadangan dari pengguna Apple iPhone.

Apple telah memperbaiki masalah ini sehingga pengguna hanya dapat mencoba kata kunci yang salah pada iCloud sampai batas percobaan tertentu sebelum akun dikunci.

Apple mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan penegak hukum untuk mencari pelaku.

Juru bicara FBI di Los Angeles mengatakan bahwa FBI menyadari adanya dugaan serangan terhadap komputer dan beredarnya materi yang melibatkan selebriti secara melanggar hukum dan saat ini sedang melakukan penyelidikan.

Sementara, Apple menyarankan untuk mengaktifkan autentifikasi 2 faktor di akun pengguna dan menggunakan kata kunci yang sulit.

Sementara di ACLU, pakar teknologi Chris Soghoian menyarankan Apple menggunakan kode PIN yang pendek untuk hal tersebut dan sesuatu yang lebih sulit untuk memproteksi akun pengguna iCloud yang bisa membuka akses ke foto dan iMessages.

Saran lainnya adalah ia meminta Apple dan Google memberikan fitur seperti mode private browsing di browser untuk foto.

Beberapa dari pengguna ingin agar foto mereka tercadangkan dengan baik sehingga mereka tidak akan kehilangan foto liburan ketika ponsel rusak,  namun pengguna tidak ingin skandal selfie mereka ikut terunggah ke awan bersama dengan selfie mereka saat matahari terbenam.

"Apple, Google dan perusahaan teknologi besar lainnya harus menyadari bahwa jutaan pelanggan menggunakan produk mereka pada aktivitas yang sensitif dan intim," kata Soghoian.

"Perusahaan ini bisa dan seharusnya memberikan tawaran opsi foto pribadi untuk foto-foto yang sensitif sehingga menghindari foto tersebut terunggah di awan," katanya.

Penerjemah: Anita Permata Dewi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014