Jakarta (ANTARA News) - Warga Kampung Nelayan Cilincing Jakarta Utara yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan mengaku tertarik mendaftarkan diri secara mandiri di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, namun terkendala cara pendaftarannya.

"Saya rasa dari 12 RT di kampung ini hanya segelintir yang punya BPJS mandiri karena umumnya nelayan tidak paham cara mendaftar dan mereka takut ada biaya calo," kata Gani, ketua RT 03/04 Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis.

Dalih (61) warga asli kampung tersebut mengatakan tertarik mendaftar BPJS Kesehatan secara mandiri karena profesi yang digeluti memiliki risiko penyakit.

"Selama ini kalau dada saya sesak karena angin laut, saya hanya minum obat warung, kadang takut juga kalau tiba-tiba saya sakit parah," kata Dalih.

Mansyur (57) yang sudah menjadi nelayan sejak 1980 mengaku penasaran dengan program BPJS Kesehatan karena penyakit dan kecelakaan di laut bisa menimpa kapan saja.

"Penasaran tapi enggak ada yang datang kemari untuk memberikan sosialisasi, kami hanya nelayan dan tidak paham alur pendaftaran, kami juga takut ada calo," katanya.

Menurut Kepala Departemen Hubungan Masyarakat BPJS, Irfan Humaidi, nelayan Jakarta Utara sebenarnya sudah terlayani program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan namun dengan fasilitas kesehatan kelas tiga.

"Kami menyambut baik keinginan untuk mendaftar mandiri, silahkan mendaftar di BPJS Jakarta Utara," katanya di Jakarta.

Irfan mengakui bahwa pekerja informal seperti nelayan memang belum diberikan sosialisasi yang cukup karena pihaknya memberikan sosialisasi berdasarkan roadmap yang sudah ditentikan BPJS Kesehatan.

Kepala BPJS Kota Jakarta Utara Tavip Hermansyah mengakui belum semua warga Kampung Nelayan Cilincing tersentuh BPJS Kesehatan karena sesuai target tahun 2014 belum mewajibkan seluruh warga menjadi peserta mandiri BPJS Kesehatan.

"Target seluruh warga menjadi peserta mandiri ada pada tahun 2019 nanti," ujar Tavip Hermansyah.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014