Denpasar (ANTARA News) - Pelukis Bulan Oka menuangkan persoalan perempuan-perempuan dalam konstruksi budaya Bali dalam sketsa, gambar dan lukisan pada kanvas yang dipamerkan di Santrian Galeri Sanur, Denpasar.

"Bulan menyadari beberapa pengalaman melihat modernitas memang sering berbenturan dengan tradisi dan budaya Bali," kata Yudha Bantono, kurator pameran Bulan Oka di Denpasar, Sabtu.

Lewat 60 karya sketsa, gambar, dan lukisan yang akan dipamerkan hingga 17 November 2014, perempuan pelukis itu ingin menggambarkan dinamika persoalan perempuan Bali.

Yudha Bantono melihat karya Bulan seperti menatap perjalanan waktu, yang gamblang membangun persentuhan antara tradisi dan modernitas.

Karya berjudul "Menimang Waktu", menurut dia, lahir dari perasaan yang penuh pesona sekaligus kegamangan, paradoks antara kekuatan tradisi dan kemajuan.

Bulan Oka berhasil mengolah problematika sehari-hari menjadi bentuk-bentuk kritik nan jenaka, mencair tanpa batas.

"Bentuk-bentuk figur yang saling berdialog sejatinya adalah kekuatan dari bahasa ungkap, namun ketika mengamati secara detil dari figur yang berdialog, terlihat pasemon yang secara langsung mampu menguatkan dan saling mengisi," tutur Yudha Bantono.

Pewarta: IK Sutika
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014