Bogor (ANTARA News) - Ikatan Perantau Minangkabau menggelar malam kesenian "Marantang Panjang Mangambang Laweh" berdurasi semalam suntuk di Balai Kota Bogor, Sabtu malam.

Malam kesenian yang diberi tema Marantang Panjang Mangambang Laweh menghadirkan sejumlah kesenian asli Sumatera Barat seperti Randai, Rabab, Saluang, Gamaik, Tari, Talempong, dan lagu pop Minang.

Acara tersebut dimulai dari pukul 14.00 WIB dan berakhir sampai Minggu dini hari pukul 04.00 WIB.

Ketua Pelaksana Malam Kesenian dari Ikatan Perantau Minangkabau (IPM) Lettu Sahdan Bandaro Hitam mengatakan, acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi antara masyarakat Sumatera Barat yang hidup di perantauan.

"Seperti kata pepatah hujan batu di negeri sendiri, hujan emas di negeri orang. Rasa cinta kepada negeri kita harus terus dipertahankan," kata Lettu Sahdan.

Lettu Sahdan menjelaskan, tujuan penyelenggaraan kegiatan malam kesenian tersebut adalah untuk mengangkat budaya yang sudah lama ditinggalkan di kampung halaman.

Dengan hiburan tersebut, diharapkan masyarakat minang yang hadir bisa menikmati kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

"Kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya warga minang di perantauan untuk melestarikan budaya minang, yang tidak lekang oleh hari dan tidak lapuk oleh hujan," katanya.

Sementara itu, Wakil Ikatan Perantau Minang (IPM) Syahri Azmi Katit Sutan, mengatakan, acara malam kesenian tersebut untuk pertama kali diselenggarakan di Kota Bogor.

Rencananya acara serupa juga akan digelar di Kota Palembang Sumatera Selatan.

"Kegiatan ini diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Minangkabau yang ada di Indonesia. Kita ingin saling bersilaturahmi, karena selama ini kita sibuk dengan kegiatan masing-masing karena masyarakat Minang itu ada yang bekerja di pemerintahan dan ada juga yang jadi pedagang," kata Syahri.

Syahri menyebutkan ada sekitar 8 juta masyarakat Minang yang tersebar di seluruh Indonesia, sedangkan yang tinggal di Sumatera Barat sebanyak 5 juta orang.

Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengapresiasi penyelenggaraan malam kesenian masyarakat Minangkabau.

Ia mengatakan, kehadiran malam kesenian tersebut membuktikan bahwa Kota Bogor terdiri dari multi etnis dan multi suku, ada Sunda, Jawa, Tiongkok, Padang dan Batak.

"Pelaksanaan kegiatan ini menegaskan identitas Kota Bogor sebagai multi etnis dan budaya, meski Sunda sebagai suku asli dan dominan, hal ini tidak menghalangi ruang untuk budaya lain berkembang di Kota Bogor," kata Ade.

Ade menyebutkan, Pemerintah Kota Bogor sangat mendukung pelaksanaan malam kesenian Minangkabau tersebut sehingga ketika izin untuk menggunakan Balai Kota sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan langsung diperbolehkan tanpa pengecualian.

Ade menambahkan, kegiatan malam kesenian tersebut sejalan dengan visi misi Kota Bogor sebagai kota yang nyaman, beriman dan berbudaya.

Menurutnya, akulturasi budaya yang tumbuh di Kota Bogor memperkuat identitas budaya yang ada.

"Di Kota Bogor sendiri sudah ada pelaksanaan Cap Go Meh, selama puluhan tahun diselenggarakan," kata Ade.

Ade menambahkan, identitas Kota Bogor mulai dari Jawa, Sunda Arab, Padang dan Batak, patut disyukuri. Karena, dengan berbeda etnis, tidak menjadi konflik berbeda antara semua, yang menjadi penguat identitas Kota Bogor.

"Semoga kindahan harmoni yang terjaga bisa dipertahankan bersama-sama. Kami mengajak keluarga besar IPM kuatkan rasa cinta dan memiliki terhadap Kota Bogor sangat penting mengingat masalah yang dihadapi kota ini sangat berat sehingga butuh dukungan elemen masyarakat. Hanya masyarakat penuh cinta yang melakukan sesuatu untuk mengurai permasalahan di Kota Bogor ini," kata Ade.

Malam kesenian Minangkabau ini dihadiri ratusan warga Minangkabau yang sudah menetap di Kota dan Kabupaten Bogor.

Hadir sejumlah Muspida Kota Bogor, Muspida Sumatera Barat, seperti Bupati Agam, dan ketua ikatan Minangkabau yang ada di Riau dan Jakarta.

Acara juga diramaikan dengan kuliner asli Minangkabau seperti Sate Padang dan Nasi Padang.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014