Bantul (ANTARA News) - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat industri kecil menengah sektor kerajinan batik di seluruh wilayah ini mampu menyerap sebanyak 2.056 tenaga kerja pembatik.

"Data terakhir industri kecil menengah (IKM) batik di daerah kita ada sebanyak 612 IKM atau rumah produksi batik dengan didukung 2.056 pembatik. Itu karena tiap IKM ada beberapa pekerja," kata Kasi Sarana Usaha Industri, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul, Suryono, Minggu.

Menurut dia, IKM batik di Bantul bukan hanya memproduksi batik kain, namun juga batik kayu, batik bambu hingga pisau batik. Batik tersebut sebagian besar diproduksi perajin secara tradisional (batik tulis) sesuai ciri khas dan motif masing-masing.

Ia mengatakan, sentra batik terdapat di Giriloyo, Desa Wukirsasi Imogiri dan Desa Wijirejo Pandak. Dua sentra batik tersebut selama ini telah dikenal masyarakat pecinta batik, karena masing-masing sentra memiliki ciri khas dan motif tersendiri.

"Kalau yang banyak itu ada di dua sentra, namun kalau keberadaannya tersebar di sembilan kecamatan di antaranya Banguntapan, Pajangan, Kasihan dan Pleret, umumnya mereka memproduksi di rumah masing-masing," kata Suryono.

Oleh sebab itu, kata dia, dinas terus mendorong pertumbuhan IKM batik di Bantul dengan berbagai kreativitas perajin baik dengan cara tradisional maupun yang dikombinasikan secara modern (batik cap). Apalagi saat ini batik telah diakui organisasi dunia UNESCO.

"Pertumbuhan batik di Bantul sendiri fluktuatif, namun cenderung mengalami kenaikan antara lima sampai sepuluh persen per tahun. Ini karena pasarannya sudah bagus setelah diakui dunia, terutama batik kreatif yang menjadi ciri khas daerah," katanya.

Menurut dia, dalam industri batik memang saat ini telah banyak produk batik yang diproduksi dengan cara modern (batik cap), begitu juga motif baru, sehingga pihaknya berharap para perajin batik dapat mempertahankan batik tradisional yakni batik tulis dengan pewarna alami.

"Bantul memang sebagian besar batik tradisional, sehingga harapannya terus dipertahankan, apalagi ketika barang itu (kain batik, batik kayu) telah memiliki nilai seni tinggi maka akan memiliki nilai jual yang tinggi pula," katanya.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014