Mereka meminta Jokowi menempatkan tiga menteri asal Papua dalam kabinetnya. Selain itu mereka juga menyampaikan aspirasi-aspirasi lain dalam bentuk tulisan terkait Tanah Papua yang dimasukkan ke dalam sebuah tas noken warna-warni.
"Papua adalah bagian dari Indonesia juga, tapi kenapa tidak ada orang 'hitam' duduk di sana?" Kata perwakilan tokoh adat Papua, Linda Pepuho.
Linda merasa, meski pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah ada satu menteri asal Papua, namun hal itu masih dirasa kurang.
"Kami minta setidaknya tiga menteri di pemerintahan Pak Jokowi ini," lanjut Linda.
Tiga menteri tersebut, kata Linda, harus duduk di beberapa pos kementerian yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, misalnya Menteri Pekerjaan Umum (PU) atau Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal.
Dua pos itu sangat penting dipegang oleh warga asli Papua karena menurut dia kesejahteraan warga Papua jauh di bawah masyarakat di daerah lain di Indonesia.
Hal itu, kata Linda, terjadi karena pemerintah kurang memperhatikan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan pembangunan infrastruktur di Papua.
"Jika ada menteri asal Papua, paling tidak ada jaminan bahwa pemerintah akan lebih memperhatikan Papua juga," kata dia.
Permintaan lain yang disampaikan para utusan raja-raja adat Papua itu misalnya mengingatkan Jokowi untuk membangun fasilitas pendidikan dan kesehatan di Papua.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan tokoh adat Papua memberikan topi burung cendrawasih kepada Jokowi sebagai kenang-kenangan. Saat Jokowi mengantar mereka keluar ruangan, Jokowi terlihat memakai topi tersebut.
Jokowi sendiri dikenal dekat dengan rakyat Papua. Selama masa kampanye, Jokowi dua kali berkunjung ke Papua. Pada Natal tahun ini, Jokowi bahkan menjanjikan akan turut merayakan bersama rakyat Papua.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
