Normalnya jarak pandang maksimum itu berada di atas 10 ribu meter
Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan jarak pandang maksimum (visibilitas) di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, pada Kamis sekitar pukul 07.00 WIB hanya 800 meter akibat tertutup kabut asap dampak dari peristiwa kebakaran hutan dan lahan.

"Normalnya jarak pandang maksimum itu berada di atas 10 ribu meter," kata Analis BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Sanya Gautami kepada Antara di Pekanbaru, Kamis siang.

Sanya mengatakan, besar kemungkinan kabut asap yang mencemari udara sebagian besar Kota Pekanbaru merupakan hasil dari kebakaran hutan dan lahan.

Visibilitas yang kian menurun itu dikabarkan telah mempengaruhi aktivitas di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

Beberapa penerbangan pesawat dari sejumlah maskapai dikabarkan sempat menunda jadwal kedatangan dan keberangkatan hingga membuat ratusan penumpang terlantar.

"Saya harusnya naik pesawat Lion Air Pekanbaru-Jakarta pukul 07.45 WIB, namun ditunda sampai pukul 09.00 WIB," kata Anisa, seorang pegawai swasta.

Sementara itu pihak otoritas Bandara SSK II Pekanbaru sejauh ini belum bisa dikonfirmasi terkait banyaknya maskapai yang menunda jadwal kedatangan dan keberangkatan pesawat.

Menurut pantauan Antara, kabut asap juga telah menyebabkan kualitas udara di Ibu Kota Provinsi Riau menjadi menurun hingga dikategorikan berbahaya bagi kesehatan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau menyatakan sampai saat ini masih terdapat titik panas di berbagai wilayah kabupaten/kota.

Terakhir Satelit Modis Terra dan Aqua mendeteksi kemunculan sebanyak 18 titik panas (hotspot), seluruhnya berada di Kabupaten Indragiri Hilir.

Sementara itu, Satelit NOAA 18 yang sebelumnya tidak mendeteksi kemunculan titik panas, pada Rabu (17/9) sore justru merekam keberadaan enam hotspot di Riau.

Sejumlah titik panas hasil rekaman NOAA 18 itu berada di Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir masing-masing dua titik.

Titik panas merupakan indikator bahwa telah terjadi kebakaran hutan dan lahan di suatu wilayah.

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014