Tampak Siring (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menyematkan Bintang Adipurna kepada Presiden Filipina Benigno Simeon Aquino III dan Perdana Menteri Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao di sela-sela pelaksanaan Forum Demokrasi Bali (BDF) VII di Nusa Dua, Jumat (10/10).

Menurut keterangan resmi dari Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, Kamis, Bintang Adipurna tersebut --yang merupakan penghargaan tertinggi oleh pemerintah RI kepada warga negara asing-- diberikan kepada kedua pemimpin negara sahabat tersebut, utamanya atas jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan bilateral negaranya dengan Indonesia.

Selain menerima penghargaan tersebut, kedua kepala pemerintahan itu juga akan menghadiri BDF VII yang berlangsung 10--11 Oktober.

Presiden Filipina Benigno Simeon Aquino III akan memimpin BDF VII bersama Presiden Yudhoyono.

"Kehadiran Presiden Filipina selaku co-chair BDF VII memiliki arti yang tersendiri, mengingat Filipina merupakan salah satu negara terawal di kawasan yang menerapkan sistem demokrasi, sehingga banyak hal yang kiranya dapat dipelajari bersama dari pengalaman Filipina tersebut," kata Faizasyah.

Selain PM Timor Leste, BDF VII juga akan dihadiri oleh Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah.

BDF VII mengusung tema "Evolving Regional Democratic Architecture: The Challenges Of Political Development, Public Participation And Socio-Economic Progress In The 21st Century".

Menurut Faizasyah, tema besar yang diambil dalam BDF tahun ini yaitu "Evolving Regional Democratic Architecture" mencerminkan optimisme bersama bahwa bangunan demokrasi sejatinya terus tumbuh di kawasan Asia Pasifik, baik dalam konteks perkembangan di tataran domestik satu negara, maupun dalam lingkup organisasi-organisasi kerjasama di kawasan.

"Adapun, melalui sub-tema BDF, The Challenges of Political Development, Public Participation and Socio-Economic Progress in The 21st Century, Indonesia mengajak para peserta untuk memberikan perhatian yang lebih besar atas isu-isu pokok yang kerap dipertanyakan dan dihadapi dalam proses satu negara memajukan demokrasi," katanya.

BDF, tambah dia, merupakan forum yang dirancang untuk saling bertukar pandangan dan pengalaman terbaik dalam upaya memajukan demokrasi di satu negara maupun kawasan.

"Sebagai satu proses yang dinamis, demokrasi--terlebih lagi di negara-negara yang tengah melakukan konsolidasi demokrasi--terus mencari bentuknya yang terbaik, dan oleh karenanya forum ini memberi ruang seluas-luasnya bagi para peserta untuk saling belajar, bahkan untuk Indonesia sekalipun," ujarnya.

BDF yang diprakarsai Presiden Yudhoyono itu merupakan acara tahunan yang telah menjadi bagian dari kalender kegiatan diskursus demokrasi di Asia Pasifik, yang melibatkan wakil-wakil pemerintah di kawasan tersebut.

Pewarta: GNC Aryani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014