Semarang (ANTARA News) - Pemerintah Kota Semarang merencanakan pembangunan "Simpang Lima" kedua di wilayah timur Kota Atlas menyerupai konsep Simpang Lima yang sudah dimiliki di tengah kota.

"Rencana pembangunan Simpang Lima kedua ini untuk penyebaran pusat keramaian," kata Kepala Bidang Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang M. Farchan di Semarang, Minggu.

Menurut dia, persebaran aktivitas kota sekarang ini menjadi tuntutan agar pusat keramaian tidak berada di tengah kota saja sehingga terkesan timpang antara pusat kota dan daerah pinggiran.

Ia menyebutkan pembangunan "Simpang Lima" kedua rencananya dilakukan di persimpangan Pedurungan, tepatnya akses yang menghubungkan Jalan Majapahit, Jalan Soekarno-Hatta, dan Jalan Fatmawati.

"Yang mendesak sekarang ini memang pengembangan koridor Jalan Majapahit-Jalan Fatmawati-Jalan Soekarno-Hatta atau dikenal dengan Jalan Arteri. Ada empat persimpangan di jalur itu," katanya.

"Masterplan" pembangunan "Simpang Lima" kedua yang juga menjadi pintu masuk Kota Semarang, kata dia, sekarang ini masih dibahas di Bappeda, terkait dengan anggaran dan pembahasan detail rencana pembangunan.

Farchan mengatakan bahwa pembangunan "Simpang Lima" kedua ditargetkan bisa menangkap aktivitas dan menciptakan pusat pertumbuhan baru kota yang diikuti dengan pembangunan kawasan di sekitarnya.

"Untuk anggaran, kebutuhan pekerjaan infrastuktur dan lanskap sekitar Rp15 miliar. Kami berharap rencana ini bisa segera terealisasi untuk memecah kejenuhan keramaian di kawasan tengah kota," ungkapnya.

Dengan pembangunan pusat pertumbuhan baru kota, kata dia, tentunya bisa semakin membuka pemerataan pembangunan di Kota Semarang, disusul dengan pembangunan serupa di kawasan-kawasan yang lainnya.

Dinamika di kawasan Pedurungan yang tertuang pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang 2011--2013, kata dia, memiliki beberapa fungsi, seperti perumahan, perdagangan, perkantoan, dan sarana umum.

"Pembangunan koridor Jalan Majapahit (Jalan Brigjen Sudiarto, red.)-Jalan Fatmawati-Jalan Soekarno-Hatta mendesak, kemudian poros Citarum-Bubakan, kawasan Kota Lama, dan Pasar Johar," ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi ditemui terpisah mengakui tengah merencanakan pembangunan untuk wilayah pinggiran, yakni pembangunan "Simpang Lima" kedua di persimpangan Pedurungan.

Hanya saja, kata Hendi--sapaan akrab Hendrar Prihadi--, rencana tersebut masih dalam pembahasan dan belum bisa dikerjakan dalam waktu dekat, tetapi kemungkinan pada dua atau tiga tahun ke depan.

"Mungkin tahun anggaran dua atau tiga tahun ke depan. Namun, pada prinsipnya perencanaan pembangunan di Kota Semarang akan bergeser ke wilayah pinggiran," tegasnya.

(KR-ZLS/D007)

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014