"IKM yang mendapatkan kemasan dan barcode sudah melewati beberapa seleksi, antara lain terkait sertifikat halal, izin PIRT (pangan industri rumah tangga), maupun standar produknya"
Manado (ANTARA News) - Enam industri kecil dan menengah (IKM) pangan di Sulawesi Utara mendapat bantuan pengemasan produk dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) guna meningkatkan daya saing mereka di pasar bebas.

"Ini merupakan program percepatan. Dengan bantuan kemasan produk dan barcode (kode produk pada kemasan) keenam IKM tersebut mampu bersaing saat masuk MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) nanti," kata Kasubdit Pangan Direktorat Jenderal IKM Kemenperin, Musnidar, di Manado, Selasa.

 Ia mengatakan salah satu alasan bantuan tersebut diberikan karena Sulut merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Asean yakni Philipina, sehingga peningkatan daya saing IKM harus terus didorong.

"IKM yang mendapatkan kemasan dan barcode sudah melewati beberapa seleksi, antara lain terkait sertifikat halal, izin PIRT (pangan industri rumah tangga), maupun standar produknya," ujar Musnidar.

Enam IKM adalah produsen bagea kenari Minahasa, gula semut aren Minahasa Tenggara, abon ikan cakalang Kota Bitung, kue telur gabus keju, dan manisan pala.

Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan IKM Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Alwy Pontoh mengatakan bantuan tersebut akan sangat membantu usaha kecil dan menengah di provinsi tersebut.

"Ke depan, kami berharap akan ada lagi IKM di Sulut yang mendapatkan bantuan langsung dari kementerian," ujar Alwy.

Tahun depan, lanjut dia, Disperindag akan mengembangkan  rumah kemasan, sehingga IKM yang ingin mengemas produknya, dan tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta.

Saat ini, menurut dia, pembiayaan untuk itu sudah dimasukkan dalam anggaran daerah. Ia menargetkan awal tahun depan akan merenovasi gedung untuk menempaykan sebagian alat kemasan yang sudah ada.

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2014