... Saya tak pernah diberi tahu bahwa saya tak bisa bepergian... "
Washington (ANTARA News) - Salah seorang perawat asal Texas yang membantu merawat pria Liberia dengan ebola bulan lalu, kini mempertahankan keputusannya untuk terbang setelah itu, dia mengatakan tak pernah dilarang bepergian dan merasa normal selama perjalanan. 

Dalam tayangan wawancara televisi, Kamis, Amber Vinson (29), mengatakan, dia mendapat pelatihan kecil dalam menangani pasien dengan virus yang telah membinasakan Afrika Barat itu.

Dia juga mengatakan tidak memiliki pengalaman dengan perlengkapan pelindung yang diperlukan untuk kasus seperti itu sebelum merawat warga Liberia, Thomas Duncan, yang kemudian meninggal.

"Kami tak mendapat banyak pelatihan," katanya, pada program Today NBC, dia merujuk pada pekerjaannya di RS Presbyterian di Dallas, di mana dia telah merawat Duncan, orang pertama yang didiagnosa dengan ebola di Amerika Serikat.

"Pertama kalinya saya mengenakan peralatan pelindung, adalah saat saya akan merawat si pasien," katanya, menyuarakan kritikan para perawat lain yang tak disiapkan secara cukup oleh pihak rumah sakit untuk menangani pasien Ebola. 

Pejabat rumah sakit pun telah meminta maaf.

Amber terinfeksi sesaat setelah rekan kerjanya, Nina Pham (26), sakit karena virus pada Oktober, menjadikannya dua orang pertama yang mengidap ebola di AS.

Hampir 5.000 orang telah tewas akibat ebola, kebanyakan di Liberia, Sierra Leone dan Guinea, tiga negara Afrika yang paling parah diserang virus, yang menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.

Kedua perawat AS itu telah sembuh, tapi kasus Amber mencuat karena dia melakukan perjalanan dengan penerbangan komersil ke Ohio setelah merawat Duncan dan sebelum dia jatuh sakit karena virus. 

Dia melaporkan sedikit demam saat dalam perjalanan kembali ke Texas, menyebabkan perugas kesehatan bersusah payah menelusuri siapa saja yang telah berhubungan dengannya.

"Saya tak pernah diberi tahu bahwa saya tak bisa bepergian," kata Amber pada NBC dari Dallas.

Dia mengatakan dirinya tak memiliki jalur langsung untuk menghubungi Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit kecuali dua kali berbicara dengan penyelianya sebelum meninggalkan pekerjaannya untuk berakhir pekan dan diberi tahu bahwa CDC mengijinkannya pergi.

"Saya tak akan membahayakan keluarga-keluarga di seluruh negara, berpotensi mengekspos mereka dari apa pun. Saya tak punya gejala apa-apa," kata Amber dalam wawancara terpisah dengan CNN.

Kasus Duncan juga membuat petugas di Texas menelusuri siapa saja yang telah merawat atau berhubungan dengannya. Petugas kesehatan negara mengatakan mereka berharap orang terakhir yang dimonitor untuk kemungkinan Ebola akan selesai paling lambat Jumat.

Para penumpang di penerbangan Amber antara Texas dan Ohio yang dimonitor di Texas juga dinyatakan bersih baru-baru ini, kata petugas pada pernyataan, Kamis.

Amber, yang dipindahkan untuk perawatan kesehatan dari Texas ke Rumah Sakit Atlanta's Emory University telah berhasil merawat pasien Ebola lainnya, mengatakan dia merasa masih lelah akibat penyakitnya.

Namun, meskipun mendapat cobaan, dia mengatakan dia tidak akan menolak untuk merawat pasien Ebola lain.

"Saya tak akan pernah bisa melihat pasien yang membutuhkan bantuan dan tak melakukan apa pun yang saya bisa lakukan untuk menolong mereka," kata Amber pada NBC.

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014