Brisbane, Australia (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengharapkan dengan sejumlah upaya yang dilakukan oleh pemerintah di bidang pertanian dan kelautan maka Indonesia dalam tiga tahun mendatang dapat menikmati swasembada pangan khususnya beras, kedelai dan jagung.

"Ketergantungan ke negara lain besar, menteri saya sampaikan, saya sampaikan 3 tahun harus bisa swasembada, (untuk-red) aman harus kepegang terutama untuk beras jagung kedelai dan gulanya agak mundur sampai 5 tahun," kata Presiden di Brisbane, Jumat (14/11) malam saat bertemu dengan masyarakat Indonesia yang berada di Australia.

Presiden menegaskan,"kerja itu harus ada target, kalau target tidak ketemu pasti saya ganti (menteri-red). Berpuluh-puluh tahun tidak bisa swasembada, kemarin saya bertemu Presiden Vietnam, bicara (apakah-red) Indonesia masih perlu beras lagi atau tidak?"

"Kok kita tidak bisa swasembada, igirasi diperbaiki, air yang harusnya satu sawah hanya panen 1 kali atau 1 setengah kali, lapangan menyampaikan fakta-fakta seperti itu, tahun keempat pasti melimpah. Insya allah sudah berikan kepada bulog, kamu ngumpulin beras siap dengan industri hilirisasi, harus jadi produk lain tepung harus siap-siap dari sekarang. (Jangan sampai-red) beras melimpah baru bingung bikin pabrik dan seperti sekarang konsentrasi kita ke depan, pangan dan kedua energi," kata Kepala Negara.

Presiden menambahkan bahwa selain pangan dan energi yang sudah ada, pemerintah juga akan fokus pada energi terbarukan.

"Yang lain karena energi kita punya semua yang namanya minyak dan gas geotermal dan energi terbarukan, belum konsentrasi dan fokus ke arah itu, kalau kita konsentrasi ke situ tergantung pangan dan energi kita dengan catatan maritim dikerjakan dengan baik," katanya.

Presiden Joko Widodo mengunjungi Australia untuk menghadiri KTT G-20 yang akan berlangsung akhir pekan ini. Presiden sebelum juga menghadiri KTT ASEAN dan KTT APEC.

Pewarta: Panca HP/Gusti NCA
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014