Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 35 poin menjad6i Rp12.330 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.295 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin mengatakan bahwa mata uang dolar AS kembali mendapatkan momentum untuk kembali bergerak menguat setelah data perubahan non-farm payrolls (data yang melaporkan jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja) Amerika Serikat naik cukup tinggi.

"Nonfarm Payrolls AS naik menjadi 312.000 dari 243.000. Membaiknya data AS itu menjadi salah satu sentimen pelemahan bagi rupiah hari ini," katanya.

Ia menambahkan bahwa cadangan devisa Indonesia yang mengalami penurunan menjadi 111,14 miliar dolar AS per akhir November 2014 dari 111,97 miliar dolar AS dari bulan sebelumnya menambah sentimen negatif bagi kurs rupiah.

"Penurunan ini dipicu oleh pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi Bank Indonesia untuk mencegah pelemahan rupiah yang semakin gencar," katanya.

Meski cadangan rupiah menurun, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan bahwa posisi cadangan devisa per akhir November 2014 tersebut dapat membiayai 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

"Bank Indonesia menilai level cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014