Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, fokus terhadap pembangunan sektor kemaritiman seperti yang dicanangkan pemerintah membawa tantangan sekaligus peluang besar bagi dunia usaha.

"Fokus pemerintah pada sektor kemaritiman membawa tantangan luar biasa berat tetapi peluang yang juga luar biasa besar," kata Suryo Bambang Sulisto saat membuka Rapat Pimpinan Nasional Kadin di Jakarta, Senin.

Menurut dia, proses logistik maritim dinilai masih terkendala dalam hambatan infrastruktur yang sangat tinggi. Selain itu, ia berpendapat bahwa distribusi sejumlah barang dinilai masih bergantung kepada kapal asing.

Terkait dengan infrastruktur, Kadin sudah beberapa tahun terakhir ini mengusulkan dibangunnya bank khusus pembangunan infrastruktur

"Kami bersyukur Perbanas (Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional) juga mendesak pemerintah untuk membangun bank yang di maksud," katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kelautan dan Perikanan Kadin Indonesia Yugi Prayanto mendorong pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan hasil perikanan dunia yang dinilai selaras dengan konsep Poros Maritim Dunia yang digaungkan Presiden Joko Widodo.

"Kami optimistis, dengan menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan perikanan dunia, maka nilai ekspor nasional akan meningkat dari 4,1 miliar dolar AS pada 2013, menjadi 40 miliar dolar AS pada 2019," kata Yugi Prayanto.

Menurut Yugi, langkah menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan perikanan dunia, harus dilakukan segera, mengingat potensi kelautan dan perikanan Indonesia yang sangat besar.

Ia mengungkapkan terdapat beberapa langkah penting yang harus dilakukan pemerintah antara lain melakukan standarisasi semua produk perikanan dalam negeri sehingga sektor perikanan nasional bisa terdaftar secara resmi pada tingkat nasional dan internasional.

Selain itu, ujar dia, mulai melakukan prosesing perikanan dunia di Indonesia, berdasarkan standarisasi yang telah dimiliki.

"Artinya, sama seperti dengan dibangunnya Starbucks dan McDonald di Indonesia, karena quality control-nya sudah sama seperti di Amerika Serikat. Kita pun bisa bangun pusat pengolahan perikanan dunia di Indonesia," katanya.

Wakil Ketua Umum Kadin menyontohkan pemrosesan ikan dunia di Indonesia juga bisa melibatkan berbagai negara, seperti salmon didatangkan dari Australia dan Norwegia, lalu diproses di Indonesia.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014