Canberra (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott pada Senin mengatakan drama penyanderaan di Sydney mungkin bermotif politik dan menyatakan ia dapat memikirkan "hampir apa saja yang lebih mengerikan dan menyedihkan" ketimbang terjebak dalam penyanderaan itu.

Ketika berbicara kepada media di luar Gedung Parlemen pada Senin siang waktu setempat, Abbott mengatakan itu adalah "peristiwa yang mengganggu" dan Polisi New South Wales, Polisi Federal Australia serta pemerintah saat ini menyelidiki motif di balik penyanderaan tersebut.

"Seluruh kekerasan yang berlatar-belakang politik ialah untuk menakuti rakyat. Australia adalah masyarakat yang damai, terbuka dan baik. Tak ada sesuatu yang bisa mengubah itu dan itu sebabnya mengapa saya ingin mendesak semua warga Australia hari ini agar melakukan kegiatan mereka seperti biasa," kata Abbott.

Hingga pukul 13.00 waktu setempat, satu orang yang membawa senjata api masih berada di dalam satu kafetaria di Martin Place, Sydney, bersama beberapa sandera, yang telah memegang bendera berwarna hitam dan putih.

Penyanderaan tersebut mulai terjadi pada pukul 09.45 waktu setempat.

Sementara personel Polisi New South Wales dengan bersenjata berat mengambil posisi di daerah di sekitar kafe itu, beberapa bagian Sydney telah ditutup.

"Saya memahami keprihatinan dan kecemasan rakyat Australia pada saat seperti ini, tapi pikiran dan doa kita harus untuk semua orang yang terjebak dalam situasi ini," kata Abbott seperti dilansir kantor berita Xinhua. (Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014