Jakarta (ANTARA News) - Pada perdagangan awal perdana, Selasa, saham Golden Plantation Tbk dengan kode perdagangan GOLL langsung melejit 21 persen menjadi Rp348 per lembar dibandingkan harga perdana yakni Rp288.

Golden Plantation Tbk, melalui entitas anak perusahaan, memiliki tujuh perkebunan kelapa sawit dengan area seluas 49.000 hektare, di mana 17.000 hektare atau 35 persennya merupakan lahan tertanam.

Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana PT Golden Plantation Tbk sebagai emiten ke-24 selama tahun 2014.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito Warsito di Jakarta, Selasa mengharapkan bahwa bertambahnya jumlah emiten dapat meningkatkan likuiditas pasar modal domestik sehingga dilirik investor dalam negeri maupun global untuk menempatkan dana investasinya.

"Kami berharap perdagangan saham di BEI akan semakin semarak, serta menambah kapitalisasi pasar BEI," ujar Ito.

Ia mengemukakan bahwa hal-hal yang penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan tercatat di antaranya menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) mencakup aspek transparansi, akuntabel, independensi, bertanggung jawab, dan kejujuran.

"Selain itu, perusahaan tercatat juga melakukan keterbukaan informasi, baik kepada Bursa maupun kepada publik," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama Golden, Budhi Istanto Suwito, mengatakan bahwa keberhasilan perseroan sebagai perusahaan publik akan mendorong manajemen untuk bekerja lebih keras dan menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi.

"Dengan meningkatkan kinerja maka kami dapat membayar kepercayaan investor kepada perseroan," kata Budhi Istanto.

Ia mengemukakan bahwa dana yang didapat dari hasil penawaran umum perdana saham (IPO) akan digunakan untuk mendukung kegiatan bisnis perseroan.

Perseroan melepas saham sebanyak 800 juta saham atau setara 21,8 persen dari modal disetor setelah penawaran umum seharga Rp288 per saham, sehingga perseroan meraih dana IPO sebesar Rp230,4 miliar.

Ia mengatakan bahwa sekitar 21 persen dari dana IPO akan digunakan untuk mengakuisisi PT Bailangu Capital Investment, sebesar 38 persen untuk akuisisi PT Persada Alam Hijau, dan 41 persen untuk belanja modal atau "capital expenditure" (capex) dan modal kerja perseroan.

(KR-ZMF)



Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014