Los Angeles (ANTARA News) - Sony Pictures Entertainment telah menambahkan opsi tontonan yang lebih banyak untuk film komedi provokatifnya, The Interview, agar film itu bisa ditayangkan operator-operator televisi berbayar dan melipatgandakan jumlah bioskop independen yang akan menayangkan film ini.

Film yang telah memicu serangan siber besar-besaran terhadap studio film Sony itu juga akan dijual lewat layanan digital per pesanan milik Mart Stores Inc, Vudu, selain oleh PlayStation Network milik Sony, kata Sony seperti dikutip Reuters.

Pada 17 Desember, Sony membatalkan penayangan The Interview untuk Hari Natal setelah peretas mengancam menyerang bioskop itu sampai bioskop-bioskop besar menolak menayangkan film itu.  Film komedi ini bercerita tentang dua wartawan yang dibintangi Seth Rogen dan James Franco yang direkrut CIA untuk membunuh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Setelah dikritik sana sini termasuk oleh Presiden Barack Obama, Sony akhirnya memutuskan menayangkan film ini di 331 bioskop independen dan melalui distributor-distributor online seperti YouTube Movies dan Google Play.

Setelah menangguk pendapatan 15 juta dolar AS dari 2 juta tiket dan rental selama empat hari, Apple Inc lalu memasukkan film ini ke iTunes yang memeringkatkan film ini pada barisan teratas, Rabu waktu AS.

Pada hari yang sama, para penyedia televisi kabel, satelit dan telekomunikasi AS mulai menghadirkan The Interview dalam opsi sewa melalui layanan video on-demand (video berdasarkan pesanan) dan pay-per-view (bayar per ditonton), kata Sony.

Para penyedia jasa itu antara lain Comcast Corp, Time Warner Cable Inc, Cox Communications, U-verse dari AT&T Inc, Fioz dari Verizon Communications Inc dan DirecTV. Para pelanggan Vudu dan Verizon dapat juga membeli film ini.

The Interview juga akan ditayangkan oleh lebih dari 580 bioskop independen mulai Jumat waktu AS.

Selama libur panjang Natal, rilis terbatas di bioskop telah menghasilkan pendapatan 2,8 juta dolar AS pada daftar box office setelah penggemar film berbalik mendukung apa yang mereka sebut kemenangan untuk kekebasan berbicara.

Sony sedang berusaha menutup biaya produksi film sebesar 44 juta dolar AS ditambah beban tambahan untuk pemasaran 30-40 juta dolar AS. Studio ini menarik keuntungan dari bioskop dan penjualan online bersama para distributor film, demikian Reuters.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015