Bukan di sektor prioritas satu"
Jakarta (ANTARA News) - Pada tanggal 7 januari 2015 merupakan hari ke-11 operasi penanganan kecelakaan AirAsia QZ8501 oleh tim gabungan.

Seperti hari-hari sebelumnya pascakecelakaan tersebut, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya F. Henry Bambang Soelistyo akan menggelar konferensi di hadapan awak media.

Konferensi pers tersebut berisikan laporan terkini hasil operasi yang masuk dari tim di area misi dan sudah dikonfirmasi secara resmi.

Pada hari Rabu (7/1), mengenakan baju oranye terang yang merupakan seragam Basarnas, Marsekal Madya F. Henry Bambang Soelistyo menggelar konferensi pers.

Di awal kalimat, dia menginformasikan bahwa hingga hari ke-11 pelaksanaan operasi, tim gabungan di lapangan terus melakukan pencarian, baik korban maupun badan pesawat.

"Sejam tadi malam mereka tidak berhenti, terutama kapal-kapal yang mempunyai sistem untuk mendeteksi objek di bawah laut," katanya.

Hasilnya, kata dia bersemangat, telah menjawab berbagai informasi di media massa dan masyarakat mengenai penemuan ekor pesawat.

"Hari ini tim menemukan ekor pesawat. Namun, lokasinya bukan di tempat yang kemarin digonjang-ganjingkan di tengah masyarakat," katanya.

Ia mengatakan bahwa penemuan ekor pesawat ditemukan di sektor prioritas tambahan kedua.

"Bukan di sektor prioritas satu," katanya.

Kronologis Penemuan


Kepala Basarnas lalu menginformasikan mengenai kronologis penemuan ekor pesawat AirAsia QZ8501.

Pencarian yang dilakukan tanpa henti, sejak semalam, kata dia, membuahkan hasil terdeteksinya objek berukuran besar di dasar laut.

"Sekitar pukul 05.00 WIB Kapal Geo Survey mendeteksi objek di dasar laut dengan menggunakan sonar," kata dia.

Objek yang ditemukan di area prioritas tambahan kedua tersebut terdeteksi berukuran 10 x 5 x 3 meter.

Objek tersebut, tambah dia, merupakan objek ke-12 yang berhasil ditemukan oleh tim gabungan.

"Objek yang ditemukan oleh Kapal Geo Survey merupakan objek ke-12 yang telah ditemukan," katanya.

Setelah itu, menindaklanjuti temuan objek tersebut digunakan alat multibeam echosounder agar hasil yang didapat lebih jelas lagi.

"Hasil yang didapat lebih jelas lagi terdapat objek yang diduga badan pesawat di dasar laut," katanya.

Kemudian, tim di area misi melaporkan kepada dirinya, lalu dia meminta informasi mengenai kondisi cuaca di sana.

"Jawaban tim di area misi, cuaca baik atau bersahabat, langsung saya minta penyelam pelopor untuk turun ke dasar laut untuk mengecek dan mengambil gambar," katanya.

Pada pukul 10.30 WIB, kata dia, masuk laporan konfirmasi sekaligus gambar yang di dapat dari dasar laut.

"Hasilnya adalah ada tulisan A, ada X, lalu ada tulisan Air," katanya

Lalu, dibandingkan dengan gambar pesawat Air Asia dengan kondisi utuh, ada kemiripan.

"Bila dibandingkan dengan pesawat utuh saya pastikan ini bagian ekor pesawat dan dapat dibuktikan dengan bukti gambar yang diambil dari dasar laut," katanya.

Lalu, dia mengatakan bahwa pada hari Rabu (7/1) tim gabungan telah berhasil atau sukses mendapatkan bagian pesawat.

"Kami sukses mendapatkan ekor pesawat yang merupakan salah satu sasaran pokok dalam upaya pencarian," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, dirinya mengonfirmasi secara resmi penemuan ekor pesawat. Kendati demikian, dia menegaskan penemuan ekor pesawat berlokasi di sektor prioritas tambahan kedua.

"Bukan di sektor prioritas satu," dia kembali menegaskan.

Dengan demikian, kata dia, tim berhasil menemukan total 12 objek dan total 40 jenazah pada operasi hari ke-11.

Black box


Marsekal Muda F. Henry Bambang Soelistyo memberikan praduga bahwa posisi black box berada tidak jauh dari lokasi ditemukannya bagian ekor pesawat AirAsia QZ 8501.

"Saya harus memberikan praduga bahwa black box tidak jauh dari posisi ekor yang telah ditemukan," katanya.

Ia menegaskan bahwa hal tersebut baru sebatas praduga. Akan tetapi, praduga diperlukan pada sebuah operasi agar operasi bisa berjalan dengan pasti.

"Ada mekanisme membuat dinamika agar operasi berhasil dari hari ke hari," katanya.

Ia menekankan, "Kita harus optimistis, praduga juga berdasarkan analisis pengalaman yang selama ini sudah dilakukan."

Untuk itu, tambah dia, pihaknya akan segera melakukan penyelaman di lokasi ditemukannya ekor pesawat AirAsia QZ8501.

"Tahapan berikutnya yang harus segera dilakukan setelah ekor pesawat ditemukan adalah penyelaman, kita cari ada korban atau tidak," katanya.

Ketika ditanyakan apakah ekor pesawat tersebut nantinya akan diangkat, dia memberikan jawaban tegas bahwa pada saat ini yang terpenting adalah mencari korban sebanyak-banyaknya dan mencari kotak hitam atau black box.

Terkait dengan penemuan lokasi ekor pesawat AirAsia QZ8501, menurut dia, hal prioritas bukanlah menentukan bagian tersebut akan diangkat ke permukaan atau tidak.

"Ekor pesawat mau diangkat atau tidak, yang terpenting adalah segera dilakukan penyelaman, terdapat korban atau tidak di bagian yang ditemukan tersebut," katanya.

Setelah itu, kata dia, bagian ekor pesawat tersebut ditandai.

"Kita punya alat untuk menandai. Jadi, meskipun ekornya bergerak dari lokasi awal ditemukan, kita tetap bisa tahu keberadaan objek tersebut, tetap bisa kelihatan," katanya.

Secara teknis, tambah dia, dengan alat tersebut, akan ada signal yang memberikan posisi ekor yang sudah ditandai.

Ke mana pun ekor tersebut bergerak dari posisi sebelumnya karena terbawa arus atau apa pun, menurut dia, akan tetap bisa ditemukan karena sudah ditandai.

Dengan demikian, kata dia, akan mudah bagi KNKT mencari black box dengan menggunakan pinger locator.

Oleh Wuryanti Puspitasari
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015