Berlin (ANTARA News) - Polisi Jerman menangkap seorang diduga pendukung kelompok pemberontak Negara Islam (ISIS) yang baru pulang dari Suriah dan menggerebek apartemennya di negara bagian North Rhine-Westphalia, kata jaksa federal Minggu.

Tersangka 24 tahun, yang memiliki kewarganegaraan Jerman, dicurigai telah bergabung dengan kelompok ISIS selama tinggal di Suriah dari Oktober 2013 sampai November 2014, kata juru bicara jaksa agung federal, lapor Reuters.

Meskipun tidak ada indikasi, orang itu diidentifikasi sebagai Nils D. memiliki rencana konkret untuk menyerang dan namun tidak ada hubungannya dengan serangan militan di Paris 7-9 Januari di mana 17 orang tewas, katanya.

Penangkapan itu terjadi pada Sabtu di kota Dinslaken.

Seperti negara-negara Eropa barat lainnya, Jerman sedang berjuang untuk menghentikan radikalisasi pemuda Muslim, yang beberapa di antaranya ingin menjadi pejuang jihad di Suriah atau Irak.

Para pejabat juga khawatir bahwa mereka akan kembali untuk merencanakan serangan di "kandang sendiri".

Otoritas intelijen Jerman memperkirakan bahwa setidaknya 550 orang telah meninggalkan Jerman ke Suriah dan sekitar 180 telah kembali.

Banyak di antara mereka yang berada di bawah investigasi kriminal.

Serangan mematikan Rabu di majalah satir Prancis Charlie Hebdo telah memicu kekhawatiran serangan terhadap target yang sama juga di negara-negara Eropa lainnya.

Menurut satu laporan dalam surat kabar bersirkulasi besar, Bild am Sonntag, badan-badan intelijen Barat telah memanfatkan percakapan anggota senior ISIS, yang dikatakannya serangan Paris adalah awal dari serangkaian di Eropa.

Sebelumnya pada Minggu, sebuah bangunan surat kabar Jerman Hamburger Morgenpost menjadi sasaran serangan pembakaran dan dua tersangka ditangkap, kata polisi.

Seperti banyak surat kabar lain, Hamburg mencetak ulang kartun setiap hari dari Charlie Hebdo setelah serangan Rabu di Paris itu.

(Uu.H-AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015