Yaounde (ANTARA News) - Tentara Kamerun menewaskan 143 petempur Boko Haram yang menyerang satu pangkalan militer di kota Kolofata, Senin (12/1), dalam apa yang disebut pemerintah sebagai kerugian terbesar militan di wilayahnya.

Seorang tentara Kamerun juga gugur dalam pertempuran itu, kata Menteri Komunikasi dan juru bicara pemerintah Issa Tchiroma Bakary dalam satu pernyataan tertulis yang dibacakan di televisi dan radio.

Jumlah korban tewas itu adalah "kehilangan paling besar" yang dialami Boko Haram di wilayah Kamerun, katanya, dan terjadi saat ada kekhawatiran peningkatan serangan lintas perbatasan oleh kelompok yang berpangkalan di Nigeria itu ke Kamerun, Chad dan Niger.

Seperti dilansir kantor berita AFP, juru bicara itu mengatakan serangan dimulai Senin pagi ketika "beberapa ratus" petempur garis keras mengambil manfaat dari kabut tebal saat melintasi perbatasan dari Nigeria dan berusaha menyerang satu pangkalan kesatuan militer tempat unit militer elit bermarkas.

Pertempuran seru berkobar dekat pangkalan itu, berlangsung lebih dari lima jam sebelum para penyerang mundur ke arah perbatasan, kata juru bicara itu dan menambahkan tentara telah menyita senjata-senjata berat dari gerilyawan.

Satu sumber lokal mengatakan penduduk lari "segera setelah mendengar suara tembakan pertama" di kota itu.

Serangan ke Kolofata terjadi setelah pemimpin kelompok Abubakar Shekau pekan lalu bersumpah dalam satu pesan di YouTube untuk menyerang kembali Kamerun karena mengirim pesawat-pesawat tempur untuk memerangi para petempur Desember tahun lalu setelah mereka merebut satu kamp militer.

Serangan Senin itu adalah yang pertama oleh Boko Haram ke kota itu sejak Batalyon Intervensi Cepat angkatan darat dikerahkan untuk mempertahankan daerah itu setelah serangan-serangan mematikan tahun 2014.

Beberapa orang tewas dalam satu serangan ke Kolofata pada Juli dan 27 orang termasuk istri seorang wakil perdana menteri disandera selama beberapa pekan oleh kelompok garis keras Islam itu.

Pemberontakan Boko Haram, yang berjuang untuk mendirikan satu negara Islam di Nigeria timur laut, menewaskan lebih dari 13.000 orang dan 1,5 juta orang mengungsi sejak tahun 2009.

Kelompok itu menguasai belasan kota dan desa di Nigeria timur laut dalam enam bulan belakangan ini dan kini kabarnya menguasai daerah-daerah luas di negara bagian Borno, yang berbatasan dengan Niger, Chad dan Kamerun.

Sementara di kota Baga, negara bagian Borno, seorang penduduk Senin mengatakan "melihat mayat-mayat di mana-mana" setelah satu serangan besar-besaran oleh gerilyawan itu di sana pekan lalu.

"Mereka memasang barikade-barikade di lokasi-lokasi strategis. Ada banyak mayat-mayat di mana-mana. Seluruh kota itu berbau mayat yang telah membusuk," kata Borye Kime, yang melarikan diri dari serangan itu ke Chad tetapi pulang sebentar Senin untuk mengumpulkan harta miliknya.

Para pejabat lokal menyatakan banyak orang tews dalam serangan pada kota itu di sekitar Danau Chad di negara bagian Borno. Tidak mungkin untuk memperoleh konfirmasi segera mengenai jumlah itu

Presiden Nigeria Goodluck Jonathan dikecam keras karena kegagalannya melumpuhkan Boko Haram yang keberhasialnnya merebut sejumlah daerah menimbulkan kekhawatiran hilangnya kekuasaan pemerintah atas wilayah timur laut itu.(Uu.H-RN)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015