Kakek saya lahir di Bukittinggi. Keluarga saya juga masih ada di sini, tapi sayangnya komunikasi sudah terputus sehingga tidak tahu keberadaan mereka,"
Palembang (ANTARA News) - Gelandang anyar Sriwijaya FC Raphael Maitimo mengatakan tidak terlalu menyukai masakan khas Sumatera Barat rendang, meskipun mengetahui dirinya adalah keturunan suku Minangkabau.

Maitimo dijumpai di Mes Pertiwi, Palembang, Selasa, mengatakan lebih menyukai masakan "barat" dan sejumlah masakan Indonesia lainnya yang tidak berasa pedas.

"Saya tidak suka rendang karena memang tidak berselera masakan pedas. Saya suka nasi putih dan mudah didapatkan di sini," kata dia.

Sejak tinggal di Palembang, mantan pemain Timnas U-17 Belanda ini mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam asupan makanan.

Makanan ala barat yang juga disukainya sangat mudah didapatkan di sejumlah restoran pusat perbelanjaan modern Kota Palembang.

Bagi pemain dengan tinggi badan 180 cm ini asupan makanan bergizi sangat penting bagi atlet profesional, karena selalu dituntut tampil prima.

"Tubuh harus dijaga, tidak boleh makan sembarang. Yang penting gizinya terpenuhi," ujar pemain kelahiran Rotterdam, Belanda, 17 Maret 1984 ini.

Pemain yang memiliki nama lengkap Raphael Guillermo Eduardo Maitimo ini memiliki darah Minangkabau dan Ambon dari orang tuanya.

Lantaran itu ia sangat bersemangat ketika mengetahui ajang SCTV Cup akan digelar di Padang, 17-27 Januari 2015.

"Kakek saya lahir di Bukittinggi. Keluarga saya juga masih ada di sini, tapi sayangnya komunikasi sudah terputus sehingga tidak tahu keberadaan mereka," kata pesepakbola berusia 30 tahun ini.

Nama Maitimo mulai dikenal pecinta bola Indonesia ketika memperkuat Persires Bali Devata pada musim 2011-2012 kompetisi Liga Primer Indonesia.

Ia pertama kali memperkuat Timnas Indonesia pada ajang Piala AFF 2012 di bawah arahan pelatih Nil Maizar.

Pada musim lalu, Maitimo memperkut Mitra Kukar di kompetisi Indonesia Super League sebelum akhirnya hijrah ke Sriwijaya FC pada musim ini.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015