Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan perangkat lunak (software) berbasis di Amerika Serikat (AS) yang menyediakan solusi infrastruktur cloud dan virtualisasi, VMware, mengumumkan tren teknologi dan prediksinya terkait teknologi informasi (TI) tahun 2015.

"Tahun 2014 menjadi penanda berlangsungnya transformasi TI, dari strategi berbasis cost center ke center of business intelligence. Meski demikian, cloud, big data analytics dan mobilitas enterprise masih menjadi prioritas utama dalam bisnis," kata Country Manager VMware Indonesia Andreas Ananto Kagawa dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Selain itu, di wilayah regional, kata Andreas, juga sudah dimulai pengadopsian berbagai inisiatif berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) oleh pemerintah dan negara-negara ASEAN jelang persiapan Masyarakat Ekonomi Asean (MAE) 2015.

Andreas mengatakan, IMF meramalkan 2015 akan menjadi tahun menjanjikan bagi Asean dengan pertumbuhan ekonomi 5,6 persen, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat 4,6 persen.

Tonggak dimulainya MAE mutlak memerlukan dukungan TI guna memastikan kokohnya kolaborasi dan integrasi.

"Pesatnya produktivitas, pemangkasan biaya enterprise dan kepastian akan kontinuitas bisnis masih menjadi kontributor penting dalam proses pengadopsian teknologi di Asean. Itu menjadi kunci memenangkan pasar. terbukti telah memangkas belanja modal hingga 70 persen dan meningkatkan produktivitas TI mencapai 200 persen, pendekatan berbasis software-defined dalam pengelolaan TI menjadi jawaban tantangan bisnis terkait keandalan dan produktivitas," kata Andreas.

Mulai matang

Tahun 2015, software-defined networking, storage, data center akan mulai matang. Secara akumulatif hingga tahun 2020, bisnis di kawasan Asean diperkirakan akan mampu memangkas pengeluaran hampir 7 miliar dolar AS.

"Hanya melakukan virtualisasi server saja memang memiliki keterbatasan dalam meningkatkan nilai, tapi jika virtualisasi dikombinasikan dengan infrastruktur yang terotomatisasi penuh maka pengelola TI bisa menghadirkan tingkat kelincahan yang andal," katanya.

Andreas mengatakan, infrastruktur terintegrasi dan platform akan tumbuh 26 persen mencapai 1,47 dolar AS di 2015.

Hybrid cloud

Di seluruh kawasan, VMware APJ Cloud Index 2013 mencatat dua pertiga dari pemangku kebijakan TI berencana investasi besar-besaran pada private cloud dan hybrid cloud.

"Serupa dengan itu, analis IDC juga memprediksi di akhir 2015, 20 hingga 25 persen dari enterprise diramalkan akan berpijak ke lingkungan hybrid cloud dengan SDDC atau infrastruktur terintegrasi," katanya.

Andreas mengatakan konsumsi dan penciptaan data yang meningkat juga telah memicu peningkatan kebutuhan bagi bisnis untuk melirik cloud.

End-user computing

Di tahun 2015, Forrester meramalkan pesatnya pertumbuhan sejumlah bisnis di kawasan Asia Pasifik yang memanfaatkan perangkat tablet/laptop hybrid sebagai awal petualangan enterprise mobility.

"Apalagi proses transisi TI di lingkungan enterprise mulai beranjak ke model penyampaian bisnis secara mobile-centric didukung oleh generasi angkatan kerja yang cakap software dan jumlahnya terus bertambah tiap tahun, berdasar studi VMware dalam VMware Meconomy 2014, 28 persen dari mahasiswa mempertimbangkan menghindari pekerjaan di perusahaan yang membatasi akses ke perangkat pribadi saat bekerja," kata Andreas.

Andreas mengatakan, angkatan kerja di kawasan Asean yang memiliki mobilitas tinggi juga menghadirkan beragam kesempatan bagi bisnis untuk selalu siaga.

"Dengan perangkat mobilitas serta kapabilitas yang tepat, strategi kontinuitas bisnis yang telah direncanakan dapat segera diwujudkan sehingga diharapkan dapat memangkas waktu, terutama saat krisis. Bisnis berciri modern akan tumbuh pesat di Asean dan mulai memantau karyawan dapat memanfaatkan mobile moments," katanya.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015