New York (ANTARA News) - Pasar minyak dunia jatuh pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah OPEC mengatakan pihaknya memproduksi lebih banyak minyak dari batasnya pada Desember, meskipun harga turun tajam dan menurunkan prospek permintaan global untuk minyak mentahnya.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, merosot 2,23 dolar AS atau 4,6 persen, menjadi ditutup pada 46,25 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, hampir memusnahkan kenaikan Rabu, dianggap sebagai jeda pasar yang langka dalam penurunan harga minyak yang memusingkan sejak Juni, lapor AFP.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, kontrak acuan berjangka internasional, turun 1,02 dolar AS (2,1 persen) menjadi 47,67 dolar AS.

"Pengumuman OPEC bahwa produksi Desember naik, ketika orang telahb berharap itu akan jatuh, adalah faktor utama," kata Michael Lynch dari Strategis Energy & Economic Research.

Ke-12 negara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memproduksi sekitar sepertiga dari pasokan global, mengatakan dalam laporan bulanan Kamis bahwa produksinya naik menjadi 30,2 juta barel per hari pada Desember, di atas batas produksi kartel 30 juta barel.

Selain itu, OPEC memproyeksikan permintaan minyak akan jatuh menjadi 28,8 juta barel per hari (mbpd), dari 29,1 juta pada 2014.

Laporan OPEC yang secara luas suram mengatakan permintaan global untuk minyak mentah akan naik sedikit tahun ini, menjadi 92,3 juta barel per hari, namun kenaikan tersebut pada dasarnya akan diserap oleh 1,28 juta barel per hari kenaikan produksi oleh negara-negara non-OPEC, mempertahankan berlanjutnya kelebihan pasokan sedikitnya 1,0 juta barel per hari pada 2015.

Pasar minyak telah stabil terutama sejak WTI pada Selasa mencapai penutupan terendahnya dalam enam tahun di 45,89 dolar AS per barel.

Dengan harga turun hampir 60 persen sejak Juni di tengah kelebihan pasokan dan melemahnya pertumbuhan ekonomi global, para pedagang berspekulasi tentang kapan pasar akan keluar dari titik terendahnya dan mulai meningkat lagi.

"Saya pikir kami telah mencapai titik terendah, pada 45 dolar AS, dan nilai wajar akan menjadi lebih tinggi. Orang ingin bergerak lebih tinggi, tetapi mereka menunggu sentimen yang lebih baik tentang kondisi ekonomi," kata Carl Larry dari Frost & Sullivan.

Tim Evans dari Citi Futures mencatat aksi perdagangan terjadi karena kontrak Brent untuk penyerahan Februari berakhir pada Kamis dan menjelang berakhirnya kontrak WTI untuk Februari pada Selasa pekan depan, "menunjukkan sebuah elemen penyesuaian posisi yang signifikan dalam transaksi hari ini."

(Uu.A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015