... Xanana merangkul Indonesia sekuat tenaga karena Xanana sadar bahwa, di saat susah, pertolongan pertama selalu datang dari tetangga terdekat...
Kupang, NTT (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Uni Timor Aswain --organisasi yang memayungi warga eks Timor Timur di Indonesia (Untas)-- Eurico Gutteres, mengatakan, negara Timor Timur masih memerlukan figur seperti Xanana Gusmao untuk membangun negara yang baru merdeka itu.




"Xanana sendiri tidak secara tegas menjelaskan alasannya mundur. Tetapi terlepas dari alasan yang tidak jelas itu, mundurnya Xanana saya anggap belum tepat. Negara itu masih butuh orang seperti dia," kata Gutteres yang adalah mantan panglima Pasukan Pejuang Integrasi Timor Timur itu.




Menurut dia, Xanana adalah figur pemimpin pemersatu yang dianggap bisa menyelesaikan berbagai perselisihan. 




"Bahkan saya dengar, untuk urusan hak milik tanah saja, Xanana siap ikut campur. Jadi Xanana itu pemimpin top down, siap campur tangan dari urusan publik sampai urusan privat. Xanana bisa hadir dalam masalah sepele sampai persoalan kenegaraan," katanya.




Dalam hal politik, Xanana cukup cerdik. Ketika partai-partai di negara Timor Timur sikut menyikut menghadapi Pemilu 2012, Xanana menciptakan Partai CNRT untuk mengimbangi dominasi Fretilin, sekaligus sebagai pesawat baru menuju pucuk kekuasaan negara Timor Timur, jika Fretilin tidak menyokongnya. 




"Terbukti, pada Pemilu 2012 lalu, Xanana menjadi perdana menteri negara Timor Timur melalui partai CNRT," katanya.




Xanana menurut dia, juga pandai memilih teman. Setelah masa pendudukan multinasional berakhir di negara Timor Timur, Xanana merangkul Indonesia sekuat tenaga karena Xanana sadar bahwa, di saat susah, pertolongan pertama selalu datang dari tetangga terdekat.




Pemimpin seperti itu belum muncul di negara Timor Timur. Pemimpin yang ada di Dili sekarang, adalah jagoan bertengkar untuk mempertahankan eksistensi kelompok masing-masing. Ini rawan kecelakaan bagi persatuan negara itu, katanya.




Selain itu, pemimpin yang tersisa sekarang adalah orang-orang yang selama ini rajin meneriakkan dendam kepada Indonesia. 

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015