... hanya dengan Rp100.000 bisa berinvestasi di pasar modal. Mereka bisa bertransaksi saham secara langsung maupun melalui Reksadanaku dan Sahamku...
Manado (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong masyarakat untuk mulai berinvestasi di pasar modal hanya dengan saham awal Rp100.000.

"Program Reksadanaku dan Sahamku hanya Rp100.000, akan terus kami dorong sehingga masyarakat bisa menjadi investor di pasar modal," kata Kepala OJK Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara, Purnama Jaya, di Manado, Kamis.

Dia mengatakan dunia pasar modal sering kali dibayangkan dunianya orang yang memiliki uang banyak. "Namun saat ini, hanya dengan Rp100.000 bisa berinvestasi di pasar modal. Mereka bisa bertransaksi saham secara langsung maupun melalui Reksadanaku dan Sahamku," katanya.

Program ini juga bertujuan meningkatkan jumlah investor lokal dan nilai kepemilikan sahamnya.

Kedua produk tersebut, OJK berharap dapat menarik investor baru ke pasar modal. "Kami tidak ada target pasti, tapi yang penting sebanyak-banyaknya," tegasnya.

Secara umum, target jangka panjang adalah mencapai jumlah investor sedikitnya satu persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dengan jumlah itu, OJK ingin menyeimbangkan investor lokal dan asing dalam nilai investasi.

Masyarakat kelas menengah Indonesia sering diidentifikasi sebagai kelompok masyarakat yang konsumtif dalam pemenuhan gaya hidupnya, termasuk dalam hal pilihan investasinya.

Mereka memiliki permintaan yang cukup besar akan kebutuhan berinvestasi, tapi di sisi lain, pengetahuan mengenai berinvestasi di sektor jasa keuangan, khususnya di pasar modal, masih minim.

Sementara itu, dalam lingkup yang lebih kecil, kelompok pelajar dan mahasiswa juga merupakan calon investor potensial. Karena itu, ke depan kelompok ini diharapkan akan menjadi bagian dari kelompok masyarakat kelas menengah baru.

Melihat kenyataan bahwa tingkat literasi mereka terhadap pasar modal Indonesia yang masih sangat kecil, OJK harus membekali mereka dengan pengetahuan mengenai keuangan, khususnya pasar modal, sejak dini. 

Sehingga, budaya menabung dan berinvestasi akan menjadi kebiasaan yang terus melekat dalam kehidupan sehari-hari.

Pewarta: Nancy Tigauw
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015