Jambi (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menggendong bayi orang rimba yang berumur tiga hari saat mengunjungi pemukiman orang rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) Kabupaten Sarolangun-Batanghari, Jambi, Jumat.

Kedatangan Mensos terkait isu nasional tentang kematian beruntun sebelas orang rimba karena kelaparan akibat hutan tempat mereka hidup habis dan menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dikelola PT Wahana Perintis.

Saat "blusukan" ke pemukiman orang rimba, Mensos disambut tiga temenggung, yakni Temenggung Marituha, Nyenong dan Ngamal. Mensos pun berdiskusi dan mengorek permasalahan yang sedang menimpa orang rimba di Bukit Duabelas itu.

Usai berdiskusi dengan laki-laki orang rimba, Mensos langsung menuju pemukiman "Induk" (Ibu anak-anak rimba) di dalam hutan. "Induk" dan para wanita orang rimba dilarang untuk bertemu dengan orang luar sesuai adat istiadat mereka.

Menteri pun tak banyak bertemu "Induk" orang rimba. Mereka lari ke hutan menghindari orang luar. Di rumah-rumah yang hanya beralas kayu dan beratap terpal, ada bayi yang masih merah berumur tiga hari, tidak diketahui siapa ibu bayi itu.

Saat itu, Mensos menggendong bayi itu, namun sayang momen itu tidak bisa diabadikan karena di lokasi pemukiman wanita-wanita rimba tidak boleh mengambil gambar. Jika ketahuan maka akan didenda 500 kain beserta selemak semanisnya (makanan denda adat).

Bukan hanya itu, Khofifah juga terlihat berbaur dengan anak-anak rimba laki-laki. Bahkan Khofifah memasang satu persatu baju yang merupakan bantuan Kemensos. Rata-rata anak-anak orang rimba tidak memakai baju.

Di kesempatan itu, Mensos juga memberikan uang santunan untuk ahli waris yang ditinggalkan dan mengucapkan belasungkawa. Tidak hanya itu, sembako dan rokok juga diserahkan kepada seluruh orang rimba di kelompok tiga temenggung yang sedang mengalami krisis pangan.

Terkait permintaan orang rimba soal kebutuhan lahan perkebunan HTI untuk menghidupi anak-cucu mereka, Mensos berjanji akan mengupayakan itu. Namun jika lahan sudah siap diberikan kepada orang rimba, salah satu temenggung harus menandatangani surat perjanjian dengan perusahaan.

"Tapi jika nanti disahkan, salah satu temenggung harus ada yang menandatangani perjanjian penyerahan HTI itu ya, perjanjian itu supaya kita bisa mendapatkan lahan untuk bercocok tanam," kata Khofifah.

Khofifah juga menawarkan agar anak-anak orang rimba bisa bersekolah, namun orang rimba tidak mau anak mereka sekolah di luar hutan. Mensos pun berupaya mendatangkan guru sesuai konsep dibuat oleh KKI WARSI.

Sementara itu, Koordinator Kajian Unit Suku-Suku KKI WARSI, Kristiawan menyambut baik upaya yang akan dilakukan Menteri Sosial bagi orang rimba Bukit Duabelas. Pemberian lahan perkebunan untuk orang rimba adalah untuk menghindari mereka dari kesulitan pangan.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015