Perserikatan Bangsa-Bangsa (ANTARA News) - Rakyat Suriah semakin merasa ditinggalkan oleh seluruh dunia setelah empat tahun perang, yang telah menewaskan hampir seperempat juta orang, kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon, Selasa.

Dalam laporan tentang bencana kemanusiaan memburuk di Suriah, Ban menyatakan kehancuran akibat pertempuran itu membuat sekitar 7,6 juta orang menjadi pengungsi dalam negeri, lapor AFP.

Sejumlah 3,9 juta orang lain harus mencari perlindungan di negara tetangga dan di Afrika utara.

"Setiap hari membawa tambahan kematian, pengungsian dan kerusakan," kata laporan badan dunia tersebut.

Sekitar 12,2 juta warga Suriah harus mencari bantuan kemanusiaan di dalam negara itu, kata laporan tersebut.

Saat kemelut itu memasuki tahun kelima, hampir setengah dari rakyat warga Suriah terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Ban menyatakan semakin sulit memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, karena kekerasan dan ketidakamanan, pergeseran garis perang, serta gangguan sengaja oleh pihak dalam kemelut tersebut.

Di antara yang disalahkannya atas peningkatan kesulitan dalam menyalurkan bantuan itu adalah penghentian kegiatan oleh ISIS.

Laporan itu juga menyalahkan aturan pelaksanaan, yang membatasi penyaluran bantuan.

Sementara itu, meskipun pekerja kemanusiaan tidak pernah menuntut lebih banyak, tugas mereka tetap menantang dan berbahaya, kata laporan itu.

Namun demikian, secara berarti, lebih banyak bantuan dikirim dalam tiga bulan -Desember, Januari, dan Februari- jika dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya, kata naskah itu, yang akan dibahas pada Kamis oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pekan lalu meminta masyarakat dunia membantu Lebanon dalam upayanya menampung lebih dari satu juta pengungsi dari negara tetangganya, Suriah.

Sekitar 1,18 juta warga Suriah lari dari kemelut berdarah di negaranya untuk berlindung di Lebanon.

Dewan beranggota 15 negara itu sangat prihatin dan mencatat bahwa jumlah tersebut menunjukkan lebih banyak pengungsi daripada penduduk Lebanon dalam perbandingan dengan negara lain.

Dalam pernyataan dengan suara bulat hanya beberapa hari menjelang konferensi negara donor utama di Kuwait, Dewan Keamanan khawatir akan dampak pada ketenangan dan keamanan Lebanon dan kawasan itu secara keseluruhan.

Dewan itu menegaskan bahwa dukungan bagi upaya Lebanon mengelola dampak arus pengungsi, termasuk layanan penting seperti pendidikan dan kesehatan, sangat penting untuk menjaga ketenangan dan keamanan di negara itu.

(Uu.B002/M016)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015