Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menjelaskan kronologi pesawat F-16 Fighting Falcon Block 52ID nomor registrasi TT-1643 milik TNI Udara yang gagal takeoff di Lanud Halim Perdanakusuma.

"Pada saat pesawat laksanakan rolling takeoff, penerbang melihat ada sesuatu mall function," kata KSAU, saat jumpa pers di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.

Penerbang Letkol (Pnb) Firman Dwi Cahyono, mengetahui mall function setelah warning light di pesawat menyala. Indikasinya pada sistem hidrolik dan elektrik.

"Penerbang dengan kecepatan untuk takeoff, tetapi belum lepas landas dan laksanakan abort takeoff," ucap KSAU.

Yang terjadi kemudian, diduga ada kebocoran hidrolik sehingga sistem pengereman pesawat tidak maksimal.

"Karena pengereman tidak maksimum, daripada lewat dari runway (landasan lancang), di situ banyak perumahan. Pilot mengambil action memutar kembali," ujarnya, mengungkapkan.

Tetapi lantaran pesawat masih full atau penuh bahan bakar, kemudian terjadi percikan api di mesin, maka terjadi kebakaran.

"Saya menghargai pilot dengan action-nya tidak menimbulkan korban lainnya. Keluar dari pesawat, cedera di tangan dan pundak. Dari penanganan dokter di RS Esnawa Antariksa TNI AU, penerbang sehat walafiat," ujar Agus.

Salah satu dari pesawat F-16 mengalami gagal takeoff saat melaksanakan latihan pengamanan pertahanan udara terkait KTT Asia Afrika.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015