... ternyata mafianya pindah ke sana, mengikuti ke Hongkong, dan sekarang Petral sudah di Singapura. Jadi badan hukumnya Hongkong tapi beroperasi di Singapura...
Jakarta (ANTARA News) - Staf khusus Menteri ESDM, Said Didu, di Jakarta, Jumat, mengatakan, "Bagi Kementerian ESDM pembubaran Petral ini agar Pertamina lebih efisien. Sehingga harga BBM menjadi lebih murah."

Selain itu, tujuan penting dari pembubaran Petral ialah untuk menghilangkan oknum-oknum yang diduga menjadi mafia migas.

Pada awalnya, Petral dibentuk di Hongkong oleh Presiden Soeharto untuk transaksi jual-beli migas, yang pada saat itu Pertamina ada masalah korupsi sangat tinggi dan praktik "mafia" migas.

"Tapi ternyata mafianya pindah ke sana, mengikuti ke Hongkong, dan sekarang Petral sudah di Singapura. Jadi badan hukumnya Hongkong tapi beroperasi di Singapura," ujar Didu.

Lebih lanjut ia menjelaskan, menurut dia perusahaan apa pun yang menyuplai minyak ke Pertamina harus bisa dilakukan audit investigasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Said berpendapat, selama ini upaya dalam membuktikan keberadaan mafia dan nilai kerugian yang dialami negara sangat sulit dilakukan oleh BPK maupun auditor internasional.

"Kalau badan hukumnya di Hongkong tapi beroperasi di Singapura, maka tidak mungkin BPK melakukan audit investigasi. Sehingga untuk melakukan pembuktian pun sulit," tukas dia.

Menteri BUMN, Rini Soemarno, juga telah mengisyaratkan bahwa pemerintah akan segera membubarkan PT Petral, anak usaha PT Pertamina yang ditugasi dalam hal ekspor-impor minyak.

"Insya Allah tahun ini (sudah ada keputusan). Saya sudah mendapat laporan dari Pertamina, selanjutnya saya akan sampaikan kepada Bapak Presiden (Jokowi) untuk mengambil keputusan," kata dia, di sela Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, Jumat.

Meski begitu, dia menuturkan, sejauh ini laporan dari Pertamina baru menyangkut soal operasional Petral.
"Saya meminta yang detil lagi termasuk menyangkut hukum dan karyawannya," ujar dia.

Pewarta: Roy Bachtiar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015