Tingginya curah hujan akhir-akhir ini mengakibatkan tanaman tembakau mengalami busuk batang, batang patah, dan bahkan tanaman yang masih kecil itu tercerabut terbawa air hujan."
Temanggung (ANTARA News) - Tanaman tembakau di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prahu Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dalam sepekan terakhir banyak yang rusak karena intensitas dan curah hujan tinggi.

Petani di lereng Gunung Sumbing di Desa Wonosari Kecamatan Bulu, Agus Parmuji di Temanggung, Senin, mengatakan tingginya intensitas dan curah hujan mengakibatkan tanaman yang baru berumur sekitar tiga hingga empat minggu banyak yang rusak.

"Tingginya curah hujan akhir-akhir ini mengakibatkan tanaman tembakau mengalami busuk batang, batang patah, dan bahkan tanaman yang masih kecil itu tercerabut terbawa air hujan," katanya.

Menurut dia tingkat kerusakan mencapai 40 hingga 50 persen. Jika tidak menggunakan pola tanam yang benar kerusakan bisa mencapai 50 persen, tetapi jika penanaman bibit dengan menggunakan polybag maka kerusakan sekitar 40 persen.

Ia menuturnya tanaman yang rusak tersebut harus diganti atau disulami agar nantinya hasil panen bisa optimal.

"Penyulaman tersebut tentu petani harus mengeluarkan tambahan biaya untuk tenaga kerja," katanya.

Ia berharap meskipun pada awal tanam curah hujan masih tinggi, nantinya cuaca bisa mendukung pertumbuhan tanaman tembakau sehingga hasilnya baik dengan harga tinggi.

Ia mengatakan biaya produksi tembakau dari tanam hingga pascapanen mencapai Rp65 juta hingga 67,5 juta per hektare atau naik sekitar 30 hingga 40 persen karena hampir semua komponen naik, antara lain pupuk kandang, pupuk kimia, dan kuli angkut.

Petani lereng Gunung Prau di Desa Kentengsari, Kecamatan Candiroto, Nastain mengatakan untuk mengganti tanaman yang rusak akibat curah hujan tinggi pihaknya menggunakan bibit tembakau yang telah ditanam dalam polybag sehingga bisa lebih kuat.

"Saat penanaman pertama kami memang tidak menggunakan polybag karena banyak bibit yang harus ditanam, namun untuk menyulami terpaksa menggunakan bibit dalam polybag agar tidak mudah tergerus air hujan," katanya.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015