Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu ditutup terkoreksi sebesar 136,59 poin seiring dengan pelaku pasar saham yang kembali melakukan aksi jual secara masif.

IHSG ditutup turun 136,59 poin atau 2,61 persen menjadi 5.105,56. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak melemah 31,36 poin (3,45 persen) ke level 877,29.

Senior Fund Manager BNI Asset Management Hanif Mantiq di Jakarta, mengatakan IHSG kembali mengalami tekanan menyusul laporan kinerja emiten kuartal I 2015 yang cenderung di bawah ekspektasi. Situasi itu yang masih menjadi pemicu investor untuk melakukan aksi lepas saham.

"Salah satu faktor penopang IHSG BEI itu kinerja emiten, jika mengalami penurunan dampaknya akan negatif ke pasar," katanya.

Dari eksternal, lanjut dia, mayoritas bursa saham di kawasan Asia yang juga bergerak dalam area negatif menambah psikologis investor untuk melakukan aksi lepas saham di dalam negeri.

Sentimen lainnya, ia menambahkan, sebagian investor juga merasa kecewa terhadap peringkat Indonesia yang tidak sesuai harapan.

Sebelumnya, lembaga pemeringkat Standard & Poors (S&P) diekspektasikan mengubah outlook peringkat Indonesia menjadi positif. Saat ini, peringkat kredit Indonesia berada di level BB+ (double B plus) dengan outlook stabil.

"S&P masih cenderung netral dalam memandang Indonesia meski pemerintah telah melakukan kebijakan pemangkasan subsisidi BBM," katanya.

Sementara itu tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 283.991 kali dengan volume mencapai 4,87 miliar lembar saham senilai Rp7,98 triliun. Efek yang mengalami kenaikan 86 saham, yang melemah 257 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 77 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 42,41 poin (0,15 persen) ke 28.400,34, indeks Bursa Nikkei naik 75,63 poin (0,38 persen) ke 20.058,95, dan Straits Times melemah 7,94 poin (0,23 persen) ke posisi 3.487,15.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015