Jakarta (ANTARA News) - Para anggota Boyzone, boyband asal Irlandia yang terkenal pada era 90an, masih tetap kompak dan giat berkarya di industri musik setelah dua dekade bersama.

Keith Duffy, Mikey Graham, Shane Lynch dan Ronan Keating mengungkapkan rahasia kekompakan mereka. 

"Pada fase pertama Boyzone, kami sangat sibuk," kata Graham dalam jumpa media di Jakarta, Kamis petang. 

Namun boyband itu vakum selama 2001-2007 karena para anggotanya ingin fokus pada karir masing-masing. 

"Ketika kami muncul lagi pada 2007-2008, kami sudah bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga," lanjutnya. 

Berbeda dari masa-masa awal saat jadwal Boyzone terlampau padat, kini tiap anggota dapat lebih fleksibel memilih waktu yang tepat untuk bekerja serta beristirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga. 

"Keseimbangan itu sangat baik untuk pekerjaan dan kami terus melanjutkannya," kata Graham.


Selalu ada jalan

Boyzone terbentuk tahun 1994, saat musik pop berjaya dan grup-grup musik termasuk boyband dan girlband digilai penggemar, termasuk di antaranya Spice Girls, Backstreet Boys, Boyzone dan N'Sync.

Namun tren musik kemudian bergeser, ketenaran musik pop menurun, popularitas boyband pun meredup. Belakangan musik pop menjadi populer lagi, antara lain ditandai dengan kemunculan One Direction.
 
Keating mengatakan selama musik yang disajikan untuk pendengar memang berkualitas, selalu ada jalan bagi boyband untuk sukses. 

Boyzone pun berusaha menyajikan musik yang menurut mereka berkualitas dalam lagu-lagu baru yang dirilis dalam album seperti seperti Brother (2010) dan BZ20 (2013) supaya bisa dinikmati pendengar musik dari generasi muda. 

Setelah 18 tahun, besok malam Keating, Duffy, Graham dan Lynch akan menghibur penggemar mereka di Istora Senayan, Jakarta, dalam konser "Boyzone: Back Again No Matter What".

Mereka akan membawakan lebih dari 22 lagu yang merupakan kombinasi hit lawas dan lagu-lagu baru Boyzone. 

"Bersiaplah untuk menari dan menyanyi serta rasakan malam yang indah," kata Lynch. 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015