Jakarta (ANTARA News) - Politisi Partai Golkar Fayakhun Andriadi berhasil mendapat gelar doktor bidang ilmu politik dari Universitas Indonesia, di Kampus UI Depok, Selasa (26/5), setelah berhasil mempertahankan disertasi di hadapan tim penguji.

Dalam disertasi berjudul "Demokrasi Era Digital: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial dalam Partisipasi Politik oleh Pendukung Pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Periode 2012-2017", Fayakhun mengemukakan penggunaan mediasosial sebagai sarana baru dalam mengekspresikan partisipasi politik.

Dalam rilisnya, Fayakhun mengatakan, di samping sarana konvensional, media sosial digunakan oleh sebagian pemilih sebagai sarana baru dalam mengekspresikan melakukan partisipasi politik. Hal itu ditunjukkan pada Pilkada DKI Jakarta 2012 dimana partisipasi politik dilakukan tidak hanya secara fisik, tapi juga secara maya dengan menggunakan sarana media sosial.

Penggunaan media sosial sebagai sarana baru partisipasi politik, katanya, merupakan pelengkap (komplementer) dari bentuk partisipasi politik konvensional, seperti kampanye dan sosialisasi melalui pengerahan massa, spanduk, baliho, iklan, dan lain sebagainya.

"Secara umum, partisipasi politik menggunakan media sosial memberikan nilai efektifitas dan efisiensi tersendiri yang melengkapi (komplementer) dan menunjang partisipasi politik dengan menggunakan media non digital," kata Fayakhun dalam sidang terbuka yang digelar diGedung F Lantai 2 Fisip UI Depok itu.

Kendati demikian, katanya, media sosial juga memiliki beberapa titiklemah, diantaranya pada problem efek negatif amplifikasinya dan anonimitasnya.

"Dari penelitian disimpulkan, bahwa telah terjadi transformasi dari aktifitas partisipasi politik ruang fisik menuju partisipasi politik ruang maya yang dilakukan oleh sebagian pemilih. Selain itu, telah terjadi transformasi dari aktifitas partisipasi politik ruang fisik menuju partisipasi politik ruang maya yang dilakukan oleh sebagian pemilih," ujar kata Ketua Umum Kelompok Intelektual Muda Partai Golkar (KIMPG) itu.

Namun demikian, katanya, dalam konteks politik Indonesia secara khusus, implementasi demokrasi berbasis teknologi digital yang dikonseptualisasikan oleh Diana Saco, ataupun partisipasi politik berbasis dunia maya seperti dikonseptualisasikan oleh Pippa Norris, harus tetap dilihat secara kritis.Politik Indonesia memiliki basis sosial-kultural yang khas.

Praktik politik di negeri ini tidak sepenuhnya dapat dipersamakan dengan praktik politik di negara Amerika Serikat maupun Eropa.Jadi, secara umum, dalam konteks politik Indonesia, konsep Diana Saco tentang demokrasi digital harus tetap dilihat secara kritis dan proporsional. Sisi positifnya diakomodir, sementara sisi negatifnya dieleminir.

"Dalam konteks spirit demokrasi di Indonesia ke depan, maka ruang partisipasi politik berbasis teknologi digital ini dapat menjadi alternatif penguat (komplementer) partisipasi politik non-digital," demikian Fayakhun yang mendapat yudisum sangat memuaskan dari tim penguji.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015