Istanbul (ANTARA News) - Rakyat Turki pada Minggu mengikuti pemungutan suara untuk menentukan apakah Presiden Recep Tayyip Erdogan bisa memperkuat cengkeramannya yang kian kontroversial di negara tersebut.

Pemilihan legislatif sedang berlangsung di bawah bayang-bayang kekerasan setelah dua orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan pada saat berlangsungnya unjuk rasa Partai Demokratik Rakyat (HDP) pro-Kurdi di kota tenggara Diyarbayakir, Jumat, lapor AFP.

Berbagai jajak pendapat meramalkan bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), yang berakar pada penguasa Islamis dan turut dibentuk oleh Erdogan serta berkuasa sejak 2002 itu, kembali akan memenangi mayoritas suara. Namun, perolehan suara partai itu bisa turun tajam dibandingkan 50 persen yang didapatnya pada pemilihan 2011.

Erdogan menginginkan AKP merebut kemenangan terhadap dua-pertiga mayoritas kursi, yang memungkinkan parlemen meloloskan undang-undang baru untuk mengubah Turki dari sistem parlementer ke sistem presidensial.

Sistem itu memungkinkan posisi Erdogan abadi --perdana menteri dari 2003-2014 sebelum menjadi presiden-- sebagai orang nomor satu Turki serta mengubah lembaga kepresidenan, yang lebih sering bersifat seremoni sampai ia muncul.

Sementara itu, pihak-pihak lawan mengkhawatirkan bahwa kemenangan akan menandai dimulainya kekuasaan tunggal dengan kemungkinan Erdogan berupaya mendapatkan mandat presiden berikutnya untuk tetap berkuasa 2024.

Pemungutan suara berakhir pada pukul 21.00 WIB setelah sembilan jam berlangsung dan hasil-hasil awal diperkirakan akan muncul pada malam harinya.

(Uu.T008) 

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015