Bogota (ANTARA News) - Para ahli lingkungan hidup terus berjuang mencegah kerusakan lingkungan setelah terduga Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) meledakkan sebuah bentangan pipa minyak terbesar kedua di Kolombia, kata pihak berwenang.

Dalam kejadian terpisah antara Selasa siang dan malam, gerilyawan Marxis itu menyerang sebuah patroli militer di bagian lain negara itu serta menewaskan empat tentara dan melukai empat orang lainnya .

"Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), menggunakan alat peledak yang diimprovisasi, mampu menghentikan aliran minyak mentah" di salah satu daerah di Departemen Norte de Santander di Kolombia Utara, kata militer dalam sebuah pernyataan.

Jumlah minyak yang tumpah dari pipa Cano Limon - Covenas belum ditentukan. Tapi militer mengatakan para ahli berusaha untuk mencegah minyak mencemari pasokan air setempat .

Perusahaan minyak negara Ecopetrol mengatakan pekerjaan sedang dilakukan untuk pengendalian kerusakan lingkungan.

Sementara itu di Cartagena del Chaira di Caqueta di bagian barat- daya, pemberontak melancarkan serangan terhadap patroli militer "dengan menggunakan bahan peledak yang dipasang oleh teroris dari Front ke-63 dari jaringan selatan FARC", kata militer.

Pertempuran di Kolombia telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir sejak diumumkannya gencatan senjata sepihak yang dinyatakan oleh FARC, yang telah dipuji sebagai tanda kemajuan dalam pembicaraan perdamaian dengan pemberontak yang telah berlangsung dengan pemerintah sejak November 2012.

Konflik Kolombia telah menewaskan lebih dari 200 ribu orang dan mengakibatkan lebih dari enam juta orang mengungsi sejak FARC didirikan pada tahun 1964.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015