Bangkok (ANTARA News) - Seorang pria Oman yang menjadi kasus pertama ditemukannya Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) di Thailand dinyatakan bebas dari virus mematikan itu.

Kementerian Kesehatan Thailand mengumumkan hari ini bahwa pria berusia 75 tahun yang terbang ke Bangkok untuk menjalani perawatan jantung dan kemudian didiagnosis diserang virus mematikan itu, akan tetap dikarantina.

"Dari hasil tes terakhir kami tidak menemukan virus MERS pada pasien ini," kata Surachet Satitramai, pejabat sekretaris Kementerian Kesehatan Masyarakat, kepada Reuters.

"Kondisinya jauh membaik namun kami tetap perlu mempelajari apakah kondisi kesehatannya yang lain, termasuk kondisi jantung, terpengaruh pemulihannya."

Dia mengatakan tiga saudara pria itu yang pergi bersama dia ke Thailand juga bebas dari virus itu.

Kementerian Kesehatan Thailand masih mengawasi 36 orang yang terpapar.

Thailand memastikan kasus pertama MERS-nya belum lama bulan ini sehingga menjadi negara keempat di Asia yang mencatat virus itu tahun ini.

Pertama kali diidentifikasi dalam tubuh manusia pada 2012, MERS disebabkan oleh virus corona dari keluarga sama dari wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) pada 2003.

Belum ada obat atau vaksin untuk virus ini, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015