Batam (ANTARA News) - Warga Kabupaten Natuna Kepulauan Riau berharap pesawat Hercules milik TNI AU tetap bersedia melayani menumpangi masyarakat yang hendak terbang ke pelosok negeri, setelah kecelakaan menimpa Hercules C-130 di Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6).

"Kami tetap berharap PAUM (pesawat angkutan umum militer) tetap diperbolehkan melayani masyarakat. Kami justru berterima kasih kepada TNI AU yang selalu menolong kami di daerah terpencil," kata tokoh pemuda Natuna, Fadilah melalui sambungan telepon di Batam, Kamis.

Kabupaten Natuna, dengan ratusan pulau kecil di sekitar Laut Tiongkok Selatan amat sulit dijangkau oleh transportasi laut maupun udara. Akibatnya, masyarakat tergantung kepada pesawat milik TNI AU sebagai alat transportasi.

Penerbangan komersil memang ada, namun sangat terbatas dengan harga tiket yang melambung dan memberatkan masyarakat.

"Tiket pesawat komersil Rp1,75 juta untuk penerbangan yang hanya 50 menit dari Batam ke Ranai," ucap dia.

"Orang Jakarta tidak tahu itu, makanya mereka berpikir untuk melarang warga sipil menumpang Hercules. Tapi, masyarakat Natuna terbantu oleh TNI AU. Kami di sini terkurung, pesawat sangat sulit," tukas Fadilah.

Fadilah mengaku sudah beberapa kali menumpang pesawat Hercules. Dan tidak pernah takut untuk menaiki pesawat perang itu.

"Itu safety TNI AU. Pesawat dari besi," kata dia.

Hal senada dikatakan warga Natuna lainnya, Agus B. Menurut dia, warga Natuna sangat terbantu penerbangan Hercules.

"Bayangkanlah kami di Natuna ini, pulau-pulau kecil di tengah hamparan laut luas. Pesawat susah, hendak pergi pakai kapal pun gelombang tinggi. Anak-anak kami nak sekolah pergi ke kota yang jauh. Hendak gunakan apa kalau tidak minta tolong TNI AU," ujar dia.

Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015