Shanghai (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan bursa Shanghai yang menjadi benchmark di Tiongkok, merosot hampir tujuh persen pada pembukaan pagi ini setelah langkah tambahan pemerintah tak mampu mengatrol anjloknya nilai saham belakangan ini.

Indeks harga saham gabungan Shanghai merosot 6,72 persen atau 250,34 poin ke posisi 3.476,78 poin, sedangkan indeks Shenzhen dari bursa saham kedua terbesar Tiongkok turun 4,15 persen atau 80,18 poin ke 1.852,65 poin.

Kejatuhan itu terjadi justru saat pemerintah Tiongkok mengumumkan langkah-langkah baru untuk mendukung pasar, termasuk membolehkan perusahaan-perusahaan asuransi berinvestasi lebih banyak di bursa saham dan program pembelian saham perusahaan-perusahaan kecil.

Akibat kemerosotan nilai saham ini, paling sedikit 1.249 perusahaan menghentikan perdagangan sahamnya dan ini berarti 43 persen dari total perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa, lapor Bloomberg News.

"Karena begitu banyaknya perusahaan yang menghentikan sementara perdagangan, likuiditas pasar menjadi terganggu dan menyebabkan risiko pada perusahaan-perusahaan yang masih bertransaksi saham," kata analis Yingda Securities Li Daxiao kepada AFP.

Minggu, pemerintah menyatakan bank sentral akan menyalurkan dana untuk melindungi China Securities Finance Co milik negara guna melindungi stabilitas pasar sekuritas.

Komisi Regulator Sekuritas Tiongkok (CSRC) juga akan menangguhkan sementara penawaran saham perdana (IPO) untuk mengurasi aliran dana dari pasar, memengaruhi harga dan menekan sentimen.

Sehari sebelumnya, 21 lembaga pialang saham Tiongkok mengaku akan menginvestasikan paling sedikit 120 miliar yuan (Rp258 triliun) pada saham-saham blue chip, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015