Jakarta (ANTARA News) -Kunjungan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam (PKV) Nguyen Phu Trong ke Amerika Serikat pekan ini (7-9 Juli) bertujuan untuk memperkuat poros Hanoi-Washington di tengah-tengah perkembangan situasi di kawasan Asia Pasifik khususnya.

Vietnam dan AS akan merayakan ulang tahun ke-20 normalisasi hubungan antara kedua negara dan bangsa, mengakhiri perang 40 tahun dan tahun-tahun permusuhan.

Sejak normalisasi hubungan pada 12 Juli tahun 1995 sampai kini, Vietnam dan Amerika Serikat telah berinteraksi dan menunjukkan kepada dunia bahwa mereka berhasil mengatasi masa lalu yang kelam dan membangun saling kepercayaan untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk ekonomi, perdagangan, politik, keamanan dan pertahanan.

Pada tahun-tahun awal, dampak dari Perang Vietnam, Perang Dingin yang belum lama berakhir dan juga perbedaan ideologi mengganjal hubungan negara Paman Sam dan Paman Ho itu. Hubungan perdagangan dan pengembangan ekonomi berjalan lambat.

Namun setelah keduanya menandatangani perjanjian perdagangan, baik volume maupun nilai perdagangan kedua negara meningkat dengan cepat. Nilai ekspor dan impor keduanya naik dari 450 juta dolar AS pada 1995 menjadi 24,89 miliar dolar pada 2012. Pada tahun 2013 sendiri nilainya mencapai 29,69 miliar dolar.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kamar Dagang dan Industri AS dan Amerika yang berkedudukan di Singapura pada Agustus 2014, Vietnam berada di peringkat kedua di antara negara-negara anggota ASEAN sebagai lokasi yang paling disukai untuk berbisnis. Indonesia menempati urutan pertama dan Myanmar di tempat ketiga. Sebanyak 588 eksekutif senior perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di seluruh 10 negara anggota ASEAN disigi pada 5 Mei-5 Juni 2014.

AS mendukung Vietnam berperan serta dalam perundingan-perundingan persetujuan perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP) untuk menemukan cara-cara melaksanakan kerja sama dalam kerangka suatu kawasan perdagangan bebas dengan standar lebih tinggi.

Tahun demi tahun Vietnam yang berideologi komunis mengembangkan hubungan dan mengintegrasikan diri ke dalam masyarakat internasional.

Hanoi memainkan peran penting di kawasan dan internasional ditinjau dari sisi geostrategi dan perkembangan ekonominya. Karena itu tak mengherankan jika AS memasukkannya ke dalam prioritas agenda kebijakan luar negeri.

Dalam arena politik, para kepala negara, menteri dan pejabat tinggi kedua negara saling berkunjung ke masing-masing ibu kota kedua negara itu. Misalnya Presiden Barack Obama dan Presiden Truong Tan Sang pernah mengadakan pertemuan bilateral. Hal yang sama juga pernah dilakukan para pendahulu mereka.

Presiden Bill Clinton dan Presiden George W. Bush mengunjungi Vietnam ketika mereka masih berkuasa. Presiden Vietnam Nguyen Minh Triet, Perdana Menteri Phan Van Khai dan Perdana Menteri Nguyen Tan Dung juga telah mengunjungi AS, membuat kunjungan pemimpin tinggi hampir dilakukan tiap tahun sejak 2000.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton juga pernah melawat ke Hanoi pada Juli 2012. Dalam kunjungan itu ia sempat bertemu Trong dan mengundangnya ke AS. Simbolisme dari gerak tubuh itu ialah bahwa Washington menerima perbedaan ideologi dengan rezim Vietnam dan memandang Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam adalah mitra, dan para penguasa di Hanoi mengesahkan kemitraan tersebut.

Arti dari undangan Clinton itu penting bagi Hanoi.

"Kendati berbeda spektrum politik, Amerika Serikat sekarang berkomitmen untuk menjalin persahabatan serius dengan Vietnam. Praktisnya, pertemuan itu membuka pintu bagi keterikatan substantif antara pemerintah AS dan Partai Komunis Vietnam," tulis Alexander L. Vuving dalam artikelnya berjudul "A Breakthrough in US-Vietnam Relations" yang dilansir thediplomat.com.

Untuk bisa mencapai prestasi itu, hubungan Vietnam dan Amerika Serikat harus mengalami penggalan jalan yang sulit. Duta Besar pertama Vietnam untuk Amerika Serikat, Le Van Bang dan Duta Besar pertama Amerika Serikat untuk Vietnam, Peter Peterson bercerita tentang kesulitan yang mereka hadapi ketika menerima tugas sebagai duta besar.

Diplomat kedua negara memberikan sumbangan yang penting dalam menjembatani kerujukan dua bangsa. Tapi tidak hanya mereka, melainkan juga jutaan penduduk lain telah berupaya memupuk hubungan dua negara dalam waktu 20 tahun ini.

Dua puluh tahun normalisasi hubungan menjadi kesempatan bagi kedua pihak untuk bersama-sama menutup masa lampau dan membawa hubungan Vietnam-Amerika Serikat ke tingkat yang menjadi makin lebih substantif dan lebih efektif lagi.

Patut mendapat catatan khusus terkait kunjungan Sekjen PKV ialah misi Menteri Keamanan Publik Vietnam Tran Dai Quang beberapa bulan lalu ke AS dan pembicaraaannya dengan para menteri dan pejabat senior AS di Washington.

Selain menandai ulang tahun ke-20 pemulihan hubungan diplomatik Vietnam-AS, lawatan tersebut merupakan langkah penting untuk melaksanakan perjanjian yang diteken oleh Presiden Obama dan Presiden Sang pada Juli 2013 guna membangun kemitraan komprehensif baru.

Dalam pertemuan antara Menteri Quang dan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Jeh Johnson, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang keamanan dan urusan internal sementara memperdalam kemitraan komprehensif keduanya dan memelihara mekanisme koordinasi yang sudah ada.

Menteri Quang juga mengadakan pembicaraan dengan Senator John McCain, Ketua Komite Senat mengenai Dinas Bersenjata, Senator Rolanald Johnson, Ketua Kemanan Dalam Negeri AS dan anggota Kongres Peter Welch.

Apresiasi sumbangan Kongres

Menteri itu mengapresiasi sumbangan Kongres AS, mendorong hubungan kedua negara lebih maju, khususnya menyangkut perdagangan untuk Vietnam, mencabut sebagian embargo senjata dan mendukung secara finansial negara itu menyelesaikan kontaminasi dioxin dan melucuti bom dan ranjau.

Lebih jauh Vuving berpendapat bahwa misi Menteri Quang jauh melebihi lawatan rutin yang biasa dilakukan seorang menteri dan isi dari pembicaraannya mengindikasikan suatu perubahan kualitatif dalam hubungan AS-Vietnam.

Quang yang memimpin satu dari dua menteri paling berkuasa adalah anggota kunci kepemimpinan kolektif Vietnam, Politbiro Partai Komunis Vietnam. Pejabat tinggi lainnya ialah Menteri Pertahanan Nasional Jenderal Phung Quang Thanh.

Sumber-sumber yang dikutip melaporkan ia melawat ke AS pada dasarnya sebagai anggota Politbiro dan tujuan utamanya ialah mempersiapkan kunjungan Sekjen PKV Nguyen Phu Trong.

Lebih jauh mengenai lawatan Menteri Quang, Vuving mengatakan sangat jarang seorang menteri dari negara lain mengadakan pembicaraan dengan berbagai lembaga pemerintah AS dan bertemu dengan para tokoh legislator di Kongres.

"Menurut sumber-sumber berita Vietnam, bagian penting dari misi Quang ialah memperkuat dukungan AS bagi Vietnam di Laut Tiongkok Selatan dan isu-isu keamanan regional," tulis dia.

Dengan mengutus Quang ke AS, Politbiro di Hanoi mengirim pesan jelas mengenai sikapnya kepada bekas musuhnya itu. Quang dipilih untuk melakukan persiapan bagi kunjungan Trong karena ia memiliki kepercayaan dari pemimpin PKV itu. Tetapi dia juga panglima pasukan keamanan yang bertanggung jawab melindungi rezim itu.

Menteri Quang telah memuluskan jalan bagi kunjungan bersejarah Trong ke AS dan Trong adalah seorang pemimpin pertama PKV yang menginjakkan kakinya di negara yang pernah menjadi musuh besar Vietnam.

Dapat dikatakan hubungan Vietnam dan Amerika Serikat berjalan baik di atas fondasi yang terus diperkuat dan substantif.

Kunjungan Sekjen PKV ke Washington akan menjadi langkah akhir dalam normalisasi, kata Vuving.

(T.M016/b/a011

Oleh Mohammad Anthoni
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015