... harus diberikan. Hak konsumen tidak boleh diabaikan...
Jakarta (ANTARA News) - Pakar transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, berpendapat pemerintah dan maskapai bisa mengalihkan penumpang terdampak erupsi Gunung Raung ke moda transportasi laut dan darat. 

Gunung Raung mengeluarkan asap dan debu vulkanik pada tahap yang bisa membahayakan keselamatan penerbangan, hanya sekitar 10 hari sebelum Lebaran. 

"Andalkan transportasi darat. Penumpang udara tidak terlalu banyak jadi bisa dialihkan ke bandara yang tidak terdampak seperti di Surabaya atau Lombok melalui jalur darat dan laut," kata Setijowarno, ketika dihubungi melalui pesan singkat dari Jakarta, Jumat.

Menurut dia, maskapai penerbangan dan pemerintah bisa menyediakan bus besar atau ukuran sedang melalui agen perjalanan untuk mengangkut penumpang dari Bandara Ngurah Rai ke bandara terdekat guna menghindari penumpukan penumpang.

Ia juga mengatakan penundaan ini harus dilakukan maskapai penerbangan karena dalam penerbangan keselamatan awak pesawat merupakan hal utama.

"Penerbangan itu mengutamakan keselamatan, jadi jika terganggu lebih baik dialihkan ke moda lain untuk menjangkau bandara terdekat," katanya.

Dia menjelaskan, dampak jangka pendek dari penundaan penerbangan ini adalah terganggunya arus mudik lebaran sementara dampak jangka panjang jika erupsi terus terjadi adalah berkurangnya jumlah wisatawan ke Bali.

Selain itu, ia menekankan pihak maskapai untuk menunaikan kewajibannya membayar kompensasi atas penundaan penerbangan itu.

"Kalo itu (kompensasi) harus diberikan. Hak konsumen tidak boleh diabaikan," katanya.

Ketua Jakarta Transportation Watch, Andy Sinaga, juga meminta pemerintah mencari solusi tercepat dan aman jika erupsi gunung berlangsung dalam waktu yang lama.

"Jika letusan terjadi dalam waktu lama mungkin bisa dialihkan rutenya, namun maskapai penerbangan akan menanggung biaya yang tinggi," kata Andy Sinaga.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015