NDjamena (ANTARA News) - Bom bunuh diri Boko Haram di pasar padat di ibukota Chad menewaskan 15 orang, Sabtu.

Kejadian itu  hanya berselang beberapa hari setelah kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas pengeboman sebelumnya di kota tersebut dan menewaskan 38 orang.

Serangan di NDjamena oleh seorang pria menyamar sebagai wanita bercadar itu terjadi setelah pengeboman di Maiduguri, ibukota provinsi Borno, Nigeria, yang menewaskan dua pejalan kaki.

Kelompok keras itu pada Jumat malam juga menyerbu desa Ngamdu, sekitar 100 km dari Maiduguri, menewaskan 11 orang termasuk seorang anggota milisi.

Direktur Jendral Polisi Taher Erda mengatakan pengebom NDjamena meledakkan sabuk bom saat berhenti untuk pemeriksaan di pintu masuk pasar.

Chad yang berpenduduk mayoritas Muslim melarang penggunaan cadar,.

Data resmi jumlah korban pada Sabtu tercatat 15 orang tewas dan 80 cidera serius, kata jurubicara polisi Paul Manga.

Sembilan di antara korban itu adalah perempuan pedagang dan satu korban adalah petugas polisi, imbuh dia.

Koresponden AFP melaporkan suasana mengerikan di lokasi kejadian dan genangan darah dimana-mana.

Kawasan di pusat ibukota itu ditutup oleh pasukan keamanan setelah serangan yang terjadi sekitar pukul 8.45 waktu setempat, dan sumber di kepolisian mengatakan "tidak diragukan lagi ini adalah Boko Haram".

Boko Haram melalui akun twitter mengaku bertanggung jawab atas serangan di Chad dan Maiduguri, kata Kelompok Intelijen SITE yang berbasis di Amerika Serikat.

Pemberontakan Boko Haram telah menewaskan setidaknya 15 ribu orang sejak 2009 dan lebih dari 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Koalisi empat negara yaitu Nigeria, Niger, Chad dan Kamerun dilaporkan menghadang militan tersebut dalam operasi yang dimulai sejak Februari.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015