Selama ini Ramadhan hanya dipandang sebagai ibadah personal, sehingga ketika terjadi perbedaan dianggap sebagai hal yang biasa. Mestinya awal Ramadhan adalah pesan bagi kita semua untuk membangun sistem kalender universal,"
Jakarta (ANTARA News) - Kalender Islam universal dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi perbedaan penetapan awal Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri, kata pakar astronomi dari Insitut Tekhnologi Surabaya, Dr Agus Purwanto.

"Selama ini Ramadhan hanya dipandang sebagai ibadah personal, sehingga ketika terjadi perbedaan dianggap sebagai hal yang biasa. Mestinya awal Ramadhan adalah pesan bagi kita semua untuk membangun sistem kalender universal," katanya dalam kegiatan Colloquium Astronomi Indonesia di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, perbedaan tersebut tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga terdapat perbedaan antara awal Syawal di Indonesia dengan awal Syawal di Saudi.

"Itu juga sebenarnya absurd. Karena, bagaimana mungkin, katakanlah peringatan ulang tahun seseorang itu terjadi pada hari yang berbeda tapi tanggalnya sama, itu kan absurd," kata lulusan S3 Fisika dari Universitas Hiroshima, Jepang itu.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin, yang mendorong Indonesia dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk membuat kalender Islam yang dapat digunakan oleh semua negara.

"Program dan agenda kita ke depan perlu memiliki kalender Islam. Islam adalah agama yang memiliki watak dan misi universal, maka seyogyanya kalender Islam yang perlu kita sepakati juga harus bersifat universal," ucap Din.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015