Aden (ANTARA News) - Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, yang membombardir pemberontak Yaman sejak Maret, menyatakan gencatan senjata lima hari pada Sabtu supaya bantuan bisa masuk ke negara yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berada di ambang bencana kemanusiaan itu.

Saat mengumumkan gencatan senjata yang mulai berlaku Minggu tengah malam itu, Saudi Press Agency (SPA) menyebutkan bahwa selama gencatan senjata pasukan koalisi tetap siaga dan akan merespons "kegiatan militer atau gerakan pasukan Houthi".

Pengumuman gencatan senjata disampaikan setelah muncul laporan dari aparat medis Yaman bahwa serangan udara pasukan koalisi Saudi menewaskan 35 orang sipil di tenggara negara di Semenanjung Arab yang dilanda perang itu.

SPA menjelaskan bahwa gencatan senjata merupakan permintaan Presiden Abd-rabbo Mansour Hadi yang tengah mengungsi bersama hampir semua pejabatnya ke ibu kota Arab Saudi.

Hadi menginginkan gencatan senjata untuk "pengiriman dan penyaluran sebanyak-banyaknya bantuan kemanusiaan dan kesehatan," kata SPA seperti dilansir kantor berita AFP.

Pasukan yang melawan pemberontak, termasuk loyalis Hadi, berhasil merebut kembali mayoritas kawasan selatan pelabuhan Aden dari pemberontak setelah empat bulan konflik bersenjata berkecamuk.

Dua upaya gencatan senjata sebelum ini telah gagal dijalankan.

Jeda kemanusiaan terakhir kali di bulan Mei atas inisiatif Saudi hanya bisa berlangsung lima hari, dan pasukan koalisi segera melancarkan serangan dengan alasan pemberontak banyak melakukan pelanggaran gencatan senjata.

Gencatan senjata enam hari yang diusulkan PBB juga gagal dilaksanakan karena kedua pihak yang bertikai tidak berhenti saling serang.

Pemberontak belum berkomentar soal rencana gencatan senjata yang terjadi setelah 35 orang sipil tewas di Kota Mokhba dekat Taez pada Jumat.

Sumber medis menyebutkan mereka yang tewas meliputi perempuan dan anak-anak.

Penduduk sekitar mengatakan serangan itu menimpa perumahan pegawai perusahaan listrik. Beberapa rumah rusak dan belasan orang luka-luka.

Sebagian orang melihat serangan itu sebagai salah sasaran, tapi ada juga yang berpendapat Houthi memang berada di lokasi tersebut.

Pada akhir Maret, Arab Saudi memulai koalisi untuk menyerang pasukan pemberontak lewat udara karena Sanaa sudah jauh ke tangan mereka dan merangsek ke Aden, kota tempat Hadi sempat bersembunyi sebelum mengungsi ke Riyadh. (Uu.E012)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015