Jakarta (ANTARA News) - Negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, dalam acara The Asia-Pacific Regional Meeting on Peacekeeping, sepakat memperkuat dukungan terhadap misi pemeliharaan perdamaian PBB, demikian keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Rabu.

"Tingginya jumlah kehadiran pada pertemuan ini menunjukkan bahwa negara-negara di kawasan Asia-Pasifik memiliki komitmen kuat untuk memperkuat misi pemeliharaan perdamaian PBB," kata Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib.

Pernyataan tersebut dia sampaikan saat menutup Pertemuan Kawasan Asia-Pasifik tentang Pemeliharaan Perdamaian (Asia-Pacific Regional Meeting on Peacekeeping) di Jakarta pada Selasa (28/7).

Dalam dua hari terakhir, peserta pertemuan yang berasal dari 31 negara penyumbang personel dan pasukan perdamaian, pejabat-pejabat senior PBB serta wakil-wakil negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, telah mendengarkan paparan dari pakar dan praktisi pemeliharaan perdamaian.

Selain itu, para peserta juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dalam berkontribusi pada misi pemeliharaan perdamaian PBB.

Menurut Hasan, dalam pertemuan itu telah berhasil diidentifikasi upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh PBB dan masyarakat internasional untuk membantu meningkatkan kapasitas dan peluang kontribusi dalam pemeliharaan dan pembangunan perdamaian.

"Indonesia meyakini bahwa negara-negara di kawasan (Asia-Pasifik) memiliki peluang yang besar untuk mempersempit contribution gap pada misi pemeliharaan perdamaian PBB dan mendukung pengiriman personel dan pasukan dengan cepat dan tepat waktu," ujar dia.

"Hal ini khususnya mengingat kawasan Asia-Pasifik tidak hanya menjadi rumah bagi negara-negara penyumbang pasukan dan personel terbesar, melainkan juga negara-negara yang berpotensi menjadi kontributor besar," lanjut dia.

Menanggapi seruan Indonesia, para peserta telah menyampaikan komitmen awal untuk menambah kontribusi mereka pada misi pemeliharaan perdamaian PBB, termasuk melalui pengiriman alutsista dan unit medis serta komitmen pelatihan dan penguatan kapasitas para personel penjaga perdamaian.

Hasan menyebutkan, Indonesia akan menyelesaikan pengiriman tiga helikopter ke misi pemeliharaan perdamaian di Mali, Afrika, yang tergabung dalam misi PBB atau United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali (MINUSMA) pada akhir Agustus 2015.

"Untuk 2016, telah terdapat kesiapan operasional untuk mengirimkan satu Satuan Tugas Batalyon Komposit berkekuatan sekitar 800 personel dan satu Satuan Tugas Formed Police Unit (FPU) berkekuatan 140 personel," ungkap dia.

Selanjutnya, dalam pertemuan tersebut sejumlah negara juga menyampaikan berbagai usulan kerja sama regional, khususnya dalam hal peningkatan kapasitas negara-negara di kawasan, serta penyelenggaraan pertemuan tematis terkait isu-isu pemeliharaan perdamaian.

Dalam rangkaian acara "Asia-Pacific Regional Meeting on Peacekeeping" yang berlangsung dua hari, 27-28 Juli, para peserta juga telah meninjau langsung Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul,Bogor, Jawa Barat.

Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Regional Asia-Pasifik tentang Penjaga Perdamaian (Asia-Pacific Regional Meeting on Peacekeeping) yang dilaksanakan pada 27-28 Juli 2015.

Pertemuan itu merupakan bagian dari rangkaian pertemuan serupa mengenai pemeliharaan perdamaian di kawasan lain, yakni Eropa, Amerika, dan Afrika.

Hasil dari pertemuan itu akan disampaikan dalam Pertemuan Puncak Pemeliharaan Perdamaian (Peacekeeping Summit) di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-70 di New York, AS, pada September 2015.

Peacekeeping Summit itu rencananya akan diketuai bersama oleh Presiden AS Barack Obama, beserta para pemimpin dari negara-negara tuan rumah pertemuan regional lainnya, termasuk Indonesia.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015