Bahkan RS King Faisal ini merupakan salah satu pusat rujukan bagi pasien yang terkena MERS-CoV
Makkah (ANTARA News) - Jemaah haji Indonesia tidak perlu khawatir bila menderita sakit selama menjalani proses ibadah haji di Tanah Suci, karena selain Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) menyediakan fasilitas klinik dan balai pengobatan, pemerintah Arab Saudi juga menyediakan rumah-rumah sakit yang bisa diakses secara gratis. 

"Ternyata mereka mempersiapkan pelayanan terhadap (kesehatan) jemaah haji sangat baik sekali," kata  Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah PPHI 1436H/2015M Arsyad Hidayat usai mengunjungi Rumah Sakit King Faisal, di Makkah, Arab Saudi, Kamis. 

Dalam kunjungannya itu, Arsyad didamping sejumlah tim kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah Thafsin Alfarizi. Mereka melihat seluruh fasilitas rumah sakit yang jaraknya hanya sekitar lima menit dari Mina tersebut. 

Rumah Sakit (RS) King Faisal merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang menjadi rujukan untuk menangani  anggota jemaah haji yang sakit. Selain RS King Faisal, pemerintah Arab Saudi menyiapkan RS King Abdul Aziz, RS Annur, RS Hera, dan RS Jiwa King Abdul Azis yang berlokasi di Hera. 

RS King Faisal dilengkapi dengan fasilitas ruang rawat darurat, ruang perawatan intensif, ruang rawat inap, serta peralatan perawatan yang canggih dengan kondisi lorong dan kamar yang bersih dan terawat, nyaris tanpa debu. RS tersebut memiliki 300 tempat tidur untuk rawat inap dan didukung oleh 80 dokter dan sekitar 200 perawat. 

"Bahkan RS King Faisal ini merupakan salah satu pusat rujukan bagi pasien yang terkena MERS-CoV," kata Arsyad. Sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) tersebut menjadi ancaman jemaah haji saat ini, karena udara yang panas dan kondisi yang lelah menyebabkan jemaah mudah terjangkit virus corona tersebut. 

Selain itu, kata dia, rumah sakit pemerintah Arab Saudi, termasuk RS King Faisal, menyediakan pelayanan kesehatan yang juga gratis untuk anggota jemaah yang menderita sakit dan membutuhkan operasi maupun cuci darah. 

"Meskipun musim haji usai, bila ada anggota jemaah yang sakit, mereka tetap dapat dirawat sampai sembuh, bahkan ada yang sampai tiga bulan. Jadi keluarga mereka di Indonesia tidak perlu khawatir," ujar Arsyad.  

Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah Thafsin Alfarizi menambahkan, kunjungan ke beberapa rumah sakit yang menjadi rujukan untuk pasien haji, merupakan upaya pendekatan agar  jemaah Indonesia yang sakit di Tanah Suci bisa ditangani dengan baik oleh rumah-rumah sakit di Arab Saudi. 

"Kami berharap mereka lebih perhatian, ketika kami membawa pasien ke sini," ujarnya. Namun, tambahnya,  tidak semua anggota jemaah Indonesia yang sakit akan dimasukkan ke rumah sakit, karena Indonesia memiliki balai pengobatan haji (BPHI) dan klinik di sektor. "Hanya pasien yang butuh peralatan khusus yang dibawa ke rumah sakit," kata Thafsin.  

Sementara itu Direktur RS King Faisal Raef Ahmad Qutub mengatakan siap melayani jemaah dari Indonesia. "Bagi kami Indonesia lebih dari saudara. Di Indonesia banyak keturunan Arab seperti Alatas dan Asegaf," katanya. 

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015