Kudus (ANTARA News) - Rabu sore itu sekitar pukul 17.30 WIB, tiga orang anak berlatih bersama di lapangan kiri.

Dua anak laki-laki dan satu anak perempuan berlatih game (pertandingan) bersama di GOR Taurus Kudus, Jateng, yang mempunyai dua lapangan bulu tangkis itu.

Mereka adalah Rahma Novita Febi dengan kakaknya Rahmad Julio Rafli Ritonga serta Vincentius Suwarland. Ketiganya lolos ke grand final audisi umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2015 dari audisi Medan.

Mereka berada di Kudus beberapa hari sebelum grand final digelar. Selama berada di Kudus, mereka ikut berlatih dengan PB Taurus Kudus.

"Mereka biasa berlatih setiap hari, kalau tidak berlatih sehari saja, permainannya akan berubah," kata Eddy Suwarland, Rabu, ayah Vincentius yang sudah tiba di Kudus sejak 31 Agustus 2015.

Sementara Rahma, peserta audisi di bawah usia 13 tahun (U-13), sudah tiga hari berlatih di klub tersebut.

Ia yang bersama kakaknya (peserta audisi U-15) didampingi ayah-ibunya, Ramli Ritonga dan Evi Herlena, tiba sehari lebih dulu dibanding Vincentius.

Namun Rahmad, kakak Rahma, baru sekali berlatih di sana karena saat tiba di Kudus ia jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit.

Sore itu mereka berlatih sendiri tanpa pelatih dengan menyewa satu lapangan yang dihargai Rp75 ribu. Latihan berlangsung pukul 15.00-17.00 WIB.

Selain itu, mereka juga mengikuti program latihan pagi bersama pemain dan pelatih dari klub tersebut. Untuk pelatihan didampingi pelatih dan sesekali mendapat sparring partner pemain klub, mereka dikenai biaya Rp150 ribu per anak.

Tidak hanya mereka saja yang berlatih di klub yang lokasinya tidak terlalu jauh dari PB Djarum, tempat proses grand final audisi akan berlangsung pada 4-6 September 2015.

Sejumlah peserta audisi dari luar kota juga berlatih di sana. Di antaranya adalah Muhammad Difa, peserta audisi U-15.

Anak yang tidak lolos pada audisi di Kudus itu sebelumnya mengambil les privat di PB Taurus.

Tarifnya per dua jam Rp200 ribu dengan didampingi pelatih, sedangkan jika hanya sewa lapangan dikenai biaya Rp50 ribu satu jam, kata orang tua Difa, Rahmad Irihadi.

Bahkan, Rahmad Irihadi dan Eddy Suwarland sudah memutuskan akan memasukkan anak mereka masing-masing untuk berlatih di klub tersebut jika tidak lolos audisi.

"Kalau dia gagal (audisi) akan saya ikutkan latihan di sini," kata Eddy Suwarland yang mendampingi anaknya berlatih pada Rabu petang.

Ia menilai, sistem dan metode kepelatihan di Jawa dan luar Jawa tidak terlalu berbeda. Bedanya adalah kompetisi di luar Jawa kurang konsisten.

"Di daerah seperti di Sumatera, kompetisinya tidak tetap, misalnya suatu kejuaraan dijadwalkan bulan tertentu, ternyata pelaksanaannya mundur. Padahal anak sudah dipersiapkan secara intensif untuk bertanding, akhirnya sia-sia," paparnya.

Selain itu, alasan memilih bergabung dengan klub di Jawa adalah karena lebih banyak lawan yang dihadapi sehingga kemampuan anaknya bisa lebih terasah.

Menurut informasi dari pihak PB Taurus, terdapat beberapa peserta audisi yang melakukan persiapan di klub tersebut, di antaranya tiga orang dari Aceh, dua dari Makassar, tiga dari Kalimantan dan ada pula yang dari Lombok NTB.

Peserta dari Aceh bahkan melakukan persiapan selama sebulan di GOR yang dibangun lima tahun lalu itu.

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015