Damaskus (ANTARA News) - Seorang asisten mantan pemimpin Al-Qaida, Osama bin Laden, tewas selama pertempuran di dekat dua kota kecil di bagian barat-laut Suriah, kata satu kelompok pemantau pada Sabtu (19/9).

Abu Hassan At-Tunisi, bahasa Arab untuk Abu Hassan dari Tunisia, yang dulu menjadi asisten Osama bin Laden di Afghanistan, tewas selama pertempuran sengit gerilyawan yang memiliki kaitan dengan Al-Qaida melawan Kota Kecil Kafraya dan Foa, yang kebanyakan penghuninya pemeluk Syiah, di pinggiran Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Kelompok pengawas yang berpusat di Inggris tersebut menyatakan pertempuran berkecamuk dalam 24 jam terakhir, dalam serangan terkini gerilyawan untuk menyeru kota Syiah yang telah menghadapi pengepungan ketat selama berbulan-bulan sejak sebagian besar Provinsi Idlib jatuh ke dalam kekuasaan kelompok yang berafiliasi kepada Al-Qaida.

Sementara stasiun televisi pan-Arab, Al-Mayadeen, melaporkan sedikitnya 100 anggota kelompok bersenjata tersebut tewas dalam pertempuran terkini yang terjadi di dekat kota kecil tersebut saat gerilyawan Syiah di dalamnya mematahkan serangan itu.

Observatorium mengatakan kelompok bersenjata tersebut pada Jumat (18/9) meledakkan empat kendaraan berisi peledak dan menembakkan lebih dari 250 bom mortir ke kedua kota kecil Syiah itu.

Angkatan Udara Suriah, menurut kelompok pemantau itu, melancarkan serangan udara terhadap posisi kelompok bersenjata di Binnish, kota kecil di Idlib, yang sebagian besar telah jatuh ke dalam kekuasaan pemberontak, kecuali kedua kota tersebut dan beberapa tempat di pinggirannya.

Pada awal September, pemberontak di Idlib merebut Pangkalan Udara Abu Ad-Duhur, dan menewaskan 71 prajurit Suriah menurut Observatorium.

Upaya penghentian serangan pemberontak terhadap Kafraya dan Foa telah dirundingkan antara delegasi kelompok bersenjata dan Iran dalam beberapa pekan belakangan, tapi perundingan itu gagal mengatasi situasi di kota kecil tersebut sebab pemberontak mengajukan tuntutan yang tak bisa dipenuhi oleh pasukan pemerintah.

Warga kedua kota kecil Syiah tersebut yang tinggal di ibu kota Suriah, Damaskus, menggelar beberapa unjuk rasa terbuka di jalan menuju Bandar Udara Internasional Damaskus, menuntut pasukan pemerintah dan kelompok gerilyawan Lebanon, Hizbullah, membawa mereka ke Foa dan Kafraya.

Krisis Suriah, yang telah berlangsung selama lebih dari empat tahun, telah berubah menjadi bentrokan sektarian, antara gerilyawan Sunni dan kelompok fanatik seperti Negara Islam (ISIS) dan Front An-Nusra terutama dengan kelompok minoritas Syiah, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua. (Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015