Pada pekan depan, ada perusahaan yang akan melakukan paparan mini dengan BEI untuk mengutarakan rencananya melakukan IPO, beberapa perusahaan juga sudah melakukan paparan mini kepada BEI,"
Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini minat perusahaan untuk mencari pendanaan melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO) pada tahun 2015 ini masih baik meski indeks harga saham gabungan (IHSG) sedang berfluktuasi.

"Pada pekan depan, ada perusahaan yang akan melakukan paparan mini dengan BEI untuk mengutarakan rencananya melakukan IPO, beberapa perusahaan juga sudah melakukan paparan mini kepada BEI," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat di Jakarta, Minggu.

Ia mengemukakan beberapa hari lalu sebanyak dua perusahaan melakukan paparan mini untuk menggelar IPO, yakni PT Dua Putra Utama Makmur yang bergerak di bidang perikanan, dan PT Indonesia Pondasi Raya (Indopora) di bidang konstruksi pondasi

"Rencananya IPO PT Dua Putra Utama Makmur akan melepas sekitar 40 persen sahamnya, sementara PT Indopora sekitar 15 persen," katanya.

Dalam "pipeline" IPO Bursa, lanjut dia, tercatat sebanyak 10 perusahaan yang merencanakan untuk melaksanakan IPO pada tahun ini. Tercatat, di sepanjang tahun 2015 ini terdapat 10 emiten baru dan dua emiten melakukan pencatatan saham kembali (relisting) senilai total Rp9,02 triliun. Sedangkan pada tahun 2014 lalu, tercatat total nilai IPO dari 24 emiten sebesar Rp9,12 triliun.

"Setidaknya jumlah IPO pada tahun ini sama seperti tahun lalu di tengah IHSG yang berfluktuasi," ucapnya.

Sementara itu untuk data pencatatan saham tambahan, sejak Januari 2015 hingga 18 September 2015 (year to date) terdapat 14 emiten yang melakukan "rights issue" dengan total nilai sebesar Rp14,25 triliun.

Sebelumnya, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal 2 OJK M Noor Rachman menyampaikan sebanyak lima perusahaan sedang dalam proses IPO pada 2015 dengan total nilai indikatif sebesar Rp1,54 triliun.

"Lima perusahaan itu sedang dalam tahap proses (IPO) di antaranya Internux, Summarecon Investment Property, Ciputra Residence, dan Kino Corporation dengan total nilai indikatif sebesar Rp1,54 triliun," ujarnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015