Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus memulangkan 45 tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Suriah ke Tanah Air menurut Kementerian Luar Negeri.

Kuasa Usaha Ad-Interim Kepala Perwakilan RI di Damaskus Didi Wahyudi mengatakan KBRI Damaskus memulangkan mereka ke Indonesia via Beirut-Lebanon pada Jumat (18/9).

Dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri, Rabu, Didi menyatakan bahwa KBRI Damaskus telah merepatriasi 8.652 warga negara Indonesia dari Suriah sejak 2011 sampai sekarang, baik melalui jalur Libanon, Yordania, maupun Turki.

Di penampungan sementara KBRI Damaskus, menurut dia, sampai saat ini masih ada 61 TKI yang sedang diperjuangkan haknya, seperti upah kerja selama beberapa tahun.

"Dan beberapa TKI lainnya masih terus berdatangan ke shelter KBRI Damaskus," ungkap dia.

Ia menyatakan misi utama KBRI Damaskus di Suriah adalah perlindungan dan repatriasi WNI.

Sejak September 2011, terlebih lagi dengan kondisi keamanan di Suriah yang semakin buruk, pemerintah telah menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja lalu melanjutkannya dengan penghentian permanen, serta memulangkan seluruh WNI yang ada di Suriah.

Pemerintah bahkan telah menetapkan bahwa TKI yang masuk ke Suriah setelah masa moratorium sejak September 2011 merupakan korban dari Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

"Kepada yang dipulangkan hari ini, hendaklah tidak kembali lagi ke Suriah yang sedang dilanda perang. Masih ribuan orang yang harus kami bantu di sini," ujar Didi saat memberikan sambutan sebelum melepas kepulangan para buruh migran Indonesia.

"Ironis rakyat Suriah mengungsi ke luar negeri, tapi TKI malah dikirim ke Suriah. Pemerintah RI juga sudah menghentikan pengiriman tenaga kerja ke sini," lanjut dia.

Didi mengatakan program repatriasi WNI dari Suriah sudah memasuki tahun kelima, tetapi upaya repatriasi masih menghadapi masalah rutin akibat tindak perdagangan manusia.

KBRI Damaskus mengharapkan dukungan pemerintah daerah di Indonesia dalam menangani isu perdagangan manusia.

"Karena daerah merupakan pintu pertama tindak perdagangan manusia untuk dikirim ke negara konflik, seperti Suriah," ujar Didi.


Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015